"Ini untuk menjaring menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) asal Timor Leste sekaligus meningkatkan aktivitas industri pariwisata di kawasan perbatasan," ujar Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana yang juga diamini oleh Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu.
Seperti dalam rilis dari Kemenpar, Selasa (29/22/2016) perhelatan akan dilaksanakan tepatnya di Kabupaten Belu dan acara ini merupakan acara penutupan rangkaian kegiatan Penyelenggaraan Festival Crossborder di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rencananya diadakan tanggal 10 Desember 2016.
"Ini adalah daerah yang paling dekat dengan perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste. Di daerah ini terletak pintu perbatasan Mota'ain yang menghubungkan antara Indonesia dengan Timor Leste. Jadi sangat berpotensi mendatangkan wisatawan," ujar pria yang biasa disapa VJ itu.
Deputi I Gde Pitana juga menjelaskan, kegiatan ini juga akan melibatkan dan mengundang pemerintah dari kedua negara. Program ini telah berlangsung setiap bulan sejak bulan Juni 2016 dan telah berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dari Timor Leste setiap bulannya.
"Penyelenggaraan festival crossborder terbukti meningkatkan kunjungan wisman khususnya melalui perbatasan Mota'ain ke Indonesia. Pada festival musik Atambua pada awal tahun ini saja dihadiri 3.000 penonton. Dan pada Festival Crossborder pada 11 Juni 2016, penonton totalnya mencapai 30.000 orang," kata Pitana.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia sekaligus mengajak masyarakat Timor Leste untuk berkunjung ke Indonesia melalui jalur perbatasan. Festival crossborder merupakan salah satu strategi Kementerian Pariwisata dalam menarik kunjungan wisman dari negara tetangga ke Indonesia terutama di wilayah perbatasan.
Menpar Arief Yahya menggunakan benchmark Prancis dan Spanyol yang kuat di tourism, karena border. Tidak lagi bergantung pada jalur udara, tapi bisa ditempuh dengan jalur darat. Karena itu, crossborder yang berpotensi ditetapkan dengan konsep events.
Menurut PItana target kunjungan 20 juta wisatawan pada 2019 bukan proyeksi biasa. Harus banyak strategi yang salah satunya adalah mengembangkan wisata perbatasan. Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh dari kegiatan wisata crossborder yakni karena terdapat hubungan emosional yang kuat antara masyarakat dengan wisatawan.
"Ini karena biasanya terdapat akar budaya yang masih serumpun bahkan sampai pada hubungan kekerabatan antara wisatawan dengan masyarakat setempat," tutup Pitana (bnl/bnl)
0 Response to "Jaring Turis di Perbatasan, Kemenpar Gelar Festival Crossborder di Atambua"
Posting Komentar