Kampung Batik Semarang, pusat oleh-oleh kain atau baju batik yang masih sering terlewat oleh para wisatawan ketika berkujung ke Semarang. Geliatnya memang masih minim, namun kini kampung yang letaknya tidak jauh dari Kota Lama Semarang itu mulai bangkit menunjukkan diri.
Lokasi Kampung Batik Semarang berada di Kelurahan Rejamulya, Semarang Timur tepatnya di dekat bundaran Bubakan. Jika dari Gereja Blenduk Kota Lama, maka harus memutar sampai ke bundaran Bubakan. Gang masuknya berada di samping hotel Horison.
Untuk saat ini memang harus jeli melihat papan bertuliskan "Sentra Batik Semarangan" yang dipasang di tiang listrik di dalam gang. Namun beberapa hari ke depan gapura bertuliskan Kampung Batik akan terpampang dan kini sedang dalam pembangunan.
Tulisan Kampung Batik yang kecil (Angling/detikTravel)
|
Setidaknya ada tiga pengerajin batik di Kampung Batik tersebut dan yang lainnya membantu menjualkan atau menerima pesanan. Salah satu penjualnya adalah Rochimah (58) pemilik toko batik Nur Ayumi.
Rochimah mengatakan Kampung Batik sebenarnya sudah ada sejak puluhan tahun lalu namun sempat hilang pamornya kegiatan pun berhenti. Sekitar tahun 1970-an, orang tua Rochimah, Juwariyah dan Salim kembali memproduksi dan berjualan batik. Mereka menjadi salah satu orang pertama di kampung tersebut yang berusaha membangkitkan Kampung Batik.
"Toko ini dari sejak zaman orang tua saya, sekitar tahun 70-an," kata Rochimah ketika dikunjungi detikcom di tokonya, Kamis (24/11/2016),
Rochimah salah satu penjual batik (Angling/detikTravel)
|
"Sekitar 5 tahun lalu saya mulai berjualan lagi. Tapi saya sudah tidak memproduksi, tapi menjualkan. Terima pesanan juga," pungkas ibu lima anak itu.
Pelatihan membatik pun disediakan untuk warga di Kampung Batik agar bisa mandiri dan membangkitkan lagi potensi daerahnya. Lama kelamaan, beberapa warga mulai membuka toko dan ada juga yang memproduksi batik.
"Akhirnya bisa buka toko sendiri-sendiri, pada usaha sendiri," ujarnya.
Meski belum ramai pengunjung, tapi menurut Rochimah peminat tetap selalu ada bahkan dari mancanegara. Wisatawan asing yang datang kebanyakan dari Singapura, Malaysia, dan Eropa. Produk yang laris dibeli wisatawan asing yaitu scraft bermotif batik.
"Turis asing sukanya beli kain batik tulis, atau yang sudah jadi slayer (scraft)," pungkas Rochimah.
Usaha yang dijalankan Rochimah dan suaminya, Abdullah beserta anak-anaknya itu berusaha dijaga. Rochimah berharap dengan perbaikan jalan dan dibangunnya gapura baru maka Kampung Batik semakin banyak dikunjungi dan jadi salah satu destinasi laris Kota Semarang.
"Ini sedang mau dipercantik kampungnya, ada kampung tematik, di sini salah satunya," pungkas Rochimah.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi saja pernah datang berkunjung (Angling/detikTravel)
|
"Misal di kampung batik ini. Karena banyak warga di sektor batik maka dikenalkan sekalian. Ada perajin dan pedagang pedagang batik. Kalau konsep berjalan, maka orang ke Semarang mau cari batik sudah jelas, kalau tidak di sini (Kampung Batik), ya di Gunungpati juga ada," tandas Hendrar. (bnl/rdy)
0 Response to "Kampung Batik Semarang, Tempat Belanja Asyik di Dekat Kota Lama"
Posting Komentar