Menyewa porter dan guide gunung adalah pilihan tepat untuk memudahkan perjalanan wisatawan mendaki gunung. Bagi seorang porter ataupun guide memerlukan keahlian dan pengalaman yang mumpuni pula agar bisa melayani tamu secara maksimal. Salah seorang porter dan juga guide Gunung Rinjani, Amanah mengisahkan pengalamannya.
Pria kelahiran 1985 ini, berasal dari Lombok Tengah lalu pindah ke Senaru untuk mencari peruntungan sebagai porter atau guide sejak 5 tahun lalu. Sebelumnya, ia pernah menjadi tukang parkir.
"Pertama nyoba-nyoba jadi lokal guide. Nganter ke air terjun. Terus 2,5 tahun kemudian nyobain naik ke Rinjani. Awalnya jadi porter trus jadi guide lagi," ucap pria yang akrab disapa Aman saat berbincang dengan detikTravel di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (9/11/2016).
"Di sini, kalau dia bisa Bahasa Inggris maka bisa langsung jadi porter. Kalau saya belajarnya otodidak, karena tidak ada pelatihan selama ini," imbuh dia.
Pemandangan Gunung Rinjani dari kejauhan (Masaul/detikTravel)
|
Berawal dari coba-coba menjadi guide ia pun diterima walau belum mahir berbahasa asing. Ia mengungkapkan pernah membawa tamu dari 2 sampai terbanyak 12 orang.
"Kalau guide itu barang bawaannya hanya 10-12 kilogram dan porter biasanya 30 kilogram. Tapi kita saling menyokong antar porter jika ada yang tidak kuat akan dibantu," jelas dia.
Dibanding porter, pendapatan guide gunung sedikit lebih banyak. Tahun 2016 ini sewa seorang guide berkisar Rp 250-200 ribu dan porter antara Rp 175-200 ribu perharinya. Perbulannya, Aman mengaku dapat meraup penghasilan sebesar Rp 4-5 juta pada bulan Juli-Agustus.
"Kalau yang sering naik bisa Rp 7-8 jutaan bahkan bisa lebih kalau diberi tips pelanggan. Guide itu lebih mahal karena dia menanggung risiko dan permintaan tamu. Kalau porter kan dia cuma masak dan bawa barang logistik saja," tutur dia.
Menjadi porter atau guide tentu memiliki suka duka. Perihal duka, Aman tak terlalu memikirkannya. Karena selain hobi naik gunung, ia juga mendapat penghasilan.
Para traveler bersiap mendaki Gunung Rinjani (Masaul/detikTravel)
|
"Paling pas ketemu cuaca buruk dukanya tapi tetap dinikmati. Sukanya pas ketemu tamu yang royal. Sudah seneng-seneng di atas dan pasti dapat tips yang banyak. Itu bagi tamu yang baik," ucap dia sambil tertawa.
Jumlah guide di pintu masuk Senaru, dikatakan Aman berjumlah sekitar 50 orang. Untuk porternya berjumlah lebih banyak, yaitu 200 orang.
"Harga jasa di Senaru dan Sembalun cenderung sama. Variasi harga tergantung dari agennya. Kalau agennya sudah terkenal harganya pun semakin tinggi," kata dia.
"Selain jadi porter dan guide, penduduk sekitar memiliki mata pencaharian sebagai petani atau berkebun. Kalau yang muda yang sering ke gunung dan gunungnya di tutup total mereka berpindah menjadi guide lokal dengan tujuan air terjun Tiu Kelep dan Sendang Gile," tutup Aman.
Gunung Rinjani hingga saat ini masih berstatus Waspada dan dilarang untuk pendakian. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan para agen menerima tamu untuk naik ke puncaknya. Segala risiko pun diambil oleh pihak agen demi menghidupi perusahaan dan tentu mata pencaharian bagi warga lereng gunung ini. (aff/aff)
0 Response to "Suka Duka Porter Gunung Rinjani, Berjuang Demi Para Pendaki"
Posting Komentar