Aktivitas warga Jakarta Sabtu (5/11) dan Minggu (6/11) pagi betul-betul normal. Termasuk kegiatan warga di Jalan Sudirman, Jalan Thamrin, Bundaran HI, Bundaran Bank Indonesia, Patung Kuda sampai Monas, penuh dengan keluarga yang menghabiskan waktu untuk berolahraga.
Anak-anak, ibu, bapak, orang tua berjalan kaki, bersepeda, menggunakan sepatu roda, skate board, asyik menggunakan fasilitas jalan protokol yang bebas polusi, bebas kendaraan bermotor untuk berolahraga pagi.
Sama sekali tidak menyisakan suasana demo damai 411 yang terjadi Jumat 4 November 2016 lalu memadati semua jalur di Ring Satu Istana Negara itu. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ikut nimbrung di suasana ceria Jakarta sambil mensosialisasikan pesan damai kerukunan antarumat agama di area car free day.
Di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 6 November 2016, Menag mengaku sangat nyaman dan penuh keakraban.
"Setelah demonstrasi damai 411, suasana Jakarta betul-betul normal. Aktivitas bisa dilakukan dengan nyaman. Justru lokasi bekas demonstrasi damai 411 itu menjadi ajang berfoto selfie," jelas Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam keterangan persnya, Senin (7/11/2016).
Kebetulan, Minggu (6/11) pagi merupakan saat "car free day" (hari bebas kendaraan bermotor). Warga bisa bebas jogging, lari, jalan kaki, bersepeda dengan leluasa di di Bundaran HI, Monas, dan Senayan. Dan momen Car Free Day itu, juga ikut dimanfaatkan Kemenag untuk mengkampanyekan gerak jalan kerukunan umat beragama. Gerak jalan kerukunan beragama itu diikuti perwakilan masing-masing agama di Indonesia. Semua perwakilan agama ada di situ. Islam, Protestan, Katholik, Hindu, Budha, semuanya ada.
"Ini sekaligus memperingati hari ulang tahun ke-52 Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI). Dan seperti yang terlihat di sini, semuanya rukun. Masyarakat Jakarta terlihat sangat menikmati pagi tanpa asap mobil dan motor" ujar Lukman.
Saat ini, berita seputar demonstrasi damai 411 memang sudah mulai meredup. Kalau masih ada running news sekalipun, tidak sampai membuat paranoid orang yang hendak traveling ke Jakarta dan Indonesia. Pesan damai kerukunan antarumat agama di area car free day, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat kemarin, makin memperkuat hal ini.
"Gerak jalan kerukunan, bukan hanya senantiasa menjaga kesehatan dan kebugaran kita. Ini juga bisa membuat kerukunan antarumat beragama tetap terpelihara," kata Lukman.
Lukman mengungkapkan bahwa kerukunan sudah menjadi karakter Indonesia. Sehingga, menurut dia, harus dijaga dan dirawat dengan baik untuk mempererat kerukunan antarumat beragama di Tanah Air.
"Cara kita memaknai agama menjadi penting untuk merajut, agar kita senantiasa rukun. Kalau kita menghargai perbedaan orang lain, maka kita bisa hidup rukun dan damai," tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Parisadha Budha Dharma, Niciren Syosyu Indonesia (NSI) ikut buka suara. Ajakan hidup rukun dan damai ikut dikumandangkan. NSI ingin, semua komponen bangsa menyatukan kekuatan untuk memajukan bangsa dan negara.
"Kita bisa kok hidup rukun. Buktinya bisa dilihat sekarang ini. NSI bisa menggandeng majelis Budha lainnya, termasuk majelis agama lain untuk ikut serta di gerak jalan kerukunan beragama. Dan semuanya bisa berjalan berdampingan dengan damai," ujar Suhadi Senjaja, Ketua Umum NSI.
Menpar Arief Yahya menambahkan, pihaknya terus memantau industri dan ekosistem pariwisata bukan hanya di Jakarta. Tetapi juga di seputar Jabodetabek, dari mal, hotel, reatoran, airlines, destinasi pariwisata, semuanya oke, berjalan dengan baik dan antusias. Fundamen ekonomi mereka semakin kokoh, dan publik juga semakin dewasa mensikapi semua persoalan yang berkembang.
Kemenpar memang paling concern dengan Travel and Tourist Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF). Dia selalu berkalibrasi dengan standar global, karena hanya dengan cara itu Indonesia bisa bersaing di level global.
"Dari 14 pilar itu ada 5 points yang kita masih merah. Environment Sustainability (134), Tourist Service Infrastructure (101), Healty and Hygiene (109), ICT Rediness (85) dan Safety and Sexurity (83)," jelas Arief Yahya.
"Saya sangat menyadari lima bottom line itu harus terus diperbaiki Indonesia untuk siap bersaing menjadi global player. Mengapa saya percaya itu? Karena ini sudah menjalani proses uji coba dan dilakukan di seluruh negara di dunia," imbuhnya.
Karenanya, ketika semuanya aman, damai, aktivitas kembali normal, kegiatan bisnis juga tidak terkontraksi, maka dia tetap optimis. "Baik indoors maupun outdoors, pariwisata di ibu kota Jakarta, tetap solid!," tutup Arief. (wsw/wsw)
0 Response to "Ada Demo Besar, Pariwisata Jakarta Tetap Solid & Tidak Terpengaruh"
Posting Komentar