Liburan ke Jepang, traveler bisa mencoba pengalaman mengenakan kimono, busana tradisional khas Jepang. Berfoto pakai kimono asyik juga lho!
Kyoto bisa dibilang adalah destinasi yang paling populer di kalangan para turis di Jepang. Suasananya yang antik sangat terasa dengan banyaknya bangunan kuno yang masih terlestarikan sejak kota ini masih menyandang sebagai ibu kota Jepang pada zaman Edo.
Label Jepang yang terkenal sebagai negara maju dengan teknologinya yang serba canggih dan modern, dapat berpadu dengan cantik bersama atmosfer tradisional di kota ini. Bukan hanya bagi turis asing, orang Jepang dari berbagai kota pun banyak yang jatuh cinta pada Kyoto.
Menikmati Kyoto jelas bukan hanya bisa dilakukan dengan mengunjungi kuil-kuil cantiknya seperti Kiyomizudera atau Kuil Yasaka di Gion, tapi juga dengan mencoba kimono experience!
Kimono experience sendiri merujuk pada kegiatan memakai pakaian tradisional Jepang, kimono, untuk memperkaya pengalaman para turis akan budaya Jepang. Bukan hanya cantik, mengenakan kimono di negara asalnya, apalagi di kota yang masih kental akan budaya tradisional Jepang seperti Kyoto, akan memberikan pengalaman menyenangkan tak terlupakan bagi para turis.
Salah satu penyedia jasa penyewaan kimono di Kyoto adalah Yumeyakata di kawasan Shimogyo-ku. Berlokasi hanya tiga menit jalan kaki dari Stasiun Gojo (satu stasiun setelah Stasiun Kyoto).
Yumeyakata menawarkan berbagai macam kimono untuk para turis. Mulai dari yukata atau kimono musim panas yang terbuat dari katun yang sejuk, kimono furisode yang memiliki kesan lebih formal dan biasa digunakan dalam acara seijin shiki (hari menuju kedewasaan), hingga kimono uchikake alias kimono untuk pengantin. Koleksi kimono Yumeyakata lebih dari 1.000 kimono, lho!
Untuk pria, pilihan kimono yang bisa dikenakan juga banyak. Para pria bisa mengenakan kimono khusus pria yang memiliki warna lebih gelap atau hakama, kimono yang sering digunakan oleh para samurai zaman dulu (cocok untuk yang ingin berpenampilan ala-ala Ruroni Kenshin!).
Memilih kimono yang cocok ternyata cukup sulit. Dengan ribuan lembar kimono yang berjajar di ruang kimono Yumeyakata, rasanya sulit sekali menentukan pilihan. Semuanya terlihat sangat kawaii (lucu dan imut)!
Tapi untungnya, Yumeyakata punya staf berbahasa Indonesia yang siap membantu turis Indonesia menemukan kimono yang cocok. Staf berbahasa Indonesia ini bukan hanya membantu turis dalam segi bahasa, tapi juga bisa jadi jembatan bagi turis dan staf pemakai kimono untuk menyelaraskan kentalnya budaya Jepang dalam kimono dengan selera orang Indonesia dalam berbusana. Hal ini bermanfaat sekali bagi saya yang memakai hijab.
Menyamakan selera untuk mendapatkan mix and match antara warna hijab dengan warna kimono itu sangat penting mengingat kebanyakan orang Jepang belum familiar hijab yang dipakai oleh para muslimah. Selain itu, bagi penyewa kimono yang ingin tampil lebih maksimal dengan tata rambut ala Jepang atau tata rias ala salon, Yumeyakata juga menyediakan paket tata rias di ruang make-up.
Kimono bisa disewa seharian penuh dan dikembalikan pada malam hari pukul 19:30 (atau 21:00 pada Gion Matsuri dan Daimonji Matsuri), sehingga kita bisa bebas jalan-jalan sambil berfoto ria di spot-spot keren Kyoto dengan mengenakan kimono. Untuk yang mau bebas ribet dan difoto secara profesional, Yumeyakata juga memiliki fotografer profesional yang sudah hapal betul lokasi-lokasi tersembunyi di Kyoto yang sangat instragamable.
Menyelami Kyoto melalui kimono experience bukan hanya bisa memberikan kita oleh-oleh foto ciamik yang Jepang banget, tapi juga memberikan oleh-oleh pengalaman yang luar biasa akan budaya Jepang untuk dibawa ke tanah air.
Informasi lebih lanjut mengenai Yumeyakata bisa dilihat di halaman berbahasa Indonesia http://ift.tt/2fNvjPR. Harga sewa kimono mulai dari 3.500 JPY atau sekitar 400 ribu rupiah.
0 Response to "Berkimono Ria Saat Liburan ke Kyoto"
Posting Komentar