Berdasarkan press release Kemenpar yang diterima detikTravel, Rabu (16/11/2016) penguatan itu ditandai dengan penandatangan MoU on Tourism Indonesia – Singapore di sela-sela Leader's Retreat, di Semarang, Senin (14/11).
Nota kesepahaman di sektor pariwisata itu ditandatangani oleh Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya bersama Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, S. Iswaran di hadapan Presiden RI, Joko Widodo, dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, di Wisma Perdamaian, Tugu Muda, Semarang, Jawa Tengah.
Agenda ini mendapat perhatian ekstra dari kedua negara. Tercermin dari banyaknya pejabat tinggi yang hadir menyaksikan MoU itu dalam forum Leader's Retreat.
Dari Indonesia, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Mensesneg Pratikno, Menristek Dikti Mohammad Nasir, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menkominfo Rudiantara, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala BKPM Thomas Lembong dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sementara dari Singapura, Perdana Menteri Lee Hsien Loong ditemani Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean, Menteri Perdagangan dan Industri Lim Hng Kiang, Menteri Komunikasi dan Informasi Yaacob Ibrahim, Menteri Pertahanan Ng Eng Hen, Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan, Menteri Perdagangan dan Industri S Iswaran, Menteri Pendidikan (Pendidikan Tinggi dan Keterampilan) dan Menteri Kedua Pertahanan Ong Ye Kung, Menteri Senior Negara untuk Kesehatan dan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Amy Khor, serta Menteri Negara untuk Kesehatan, Komunikasi dan Informasi Chee Hong Tat.
Lingkup kerja sama MoU ini betul-betul menjadi pengembangan pariwisata kedua negara yang semakin akrab dan saling support selama dua tahun ini. Terutama soal promosi dan pemasaran bersama kapal pesiar (cruise) dan Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions (MICE).
Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah pembangunan destinasi dan pelabuhan, pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, loka karya, penelitian, pengembangan investasi pariwisata, kerja sama sektor swasta dan pertukaran informasi. Proses kelahiran MoU kerjasama Pariwisata RI-Singapura tak butuh waktu lama.
"Ini adalah MoU tercepat yang pernah dibuat Singapura," ujar Assistant Chief Executive of Singapore Tourism Board, Leong Yue Kheong.
Kedua negara sama-sama membutuhkan kerjasama. Memang sejak tahun 2010, Singapura menunjukkan minatnya untuk bekerja sama di bidang kapal pesiar. Namun Indonesia masih mengkalkulasi untung ruginya bekerja sama di bidang kapal pesiar dengan Singapura.
Baru pada era Presiden Jokowi, diputuskan bahwa kerja sama pariwisata dengan Singapura menjadi hal yang harus diprioritaskan. Arahan Presiden Jokowi pada Leaders Retreat di Singapura, 28 Juli 2015 jelas.
Indonesia dan Singapura harus bersama-sama melakukan kerjasama promosi untuk pariwisata menjadi sebuah paket destinasi bersama. Tujuannya, peningkatan kedatangan turis di kedua negara.
Hal ini segera ditindaklanjuti Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dalam berbagai kesempatan ia menyebut Singapore adalah transportation hub bagi pariwisata Indonesia. Harus diakui, jutaan orang transit di Changi Airport, selain 15,5 juta wisatawan yang masuk ke Singapore.
Dalam beberapa kegiatan promosi, sejatinya kerjasama Kemenpar dengan Changi International Airport sudah terjadi.
"Istilahnya kami menjaring ikan di kolam yang sudah banyak ikannya," tutup Arief.
Sekiranya penandatangan MoU antara Indonesia dan Singapura di bidang kapal pesiar dan MICE bisa berdampak positif untuk kedua negara. Khusus untuk pariwisata Indonesia, semoga jumlah wisman Singapura yang liburan ke tanah air kian bertambah banyak. (aff/rdy)
0 Response to "Indonesia dan Singapura Perkuat Kerjasama di Bidang Pariwisata"
Posting Komentar