Lahir di Manado pada tahun 1969, nama Ronny Rengkung tentunya sudah tidak asing di kalangan diver dan pehobi fotografi bawah laut (underwater photography). Sudah tak terhitung keindahan bawah laut Indonesia yang ia abadikan, begitu juga dengan penghargaan yang diraihnya.
Untuk mengenal sosoknya lebih jauh, detikTravel pun melakukan interview via telepon dengan Ronny, Selasa malam (8/11/2016). Kepada detikTravel, Ronny menceritakan proses panjangnya dari nol hingga menjadi diver dan pehobi fotografi bawah laut seperti sekarang.
"1995 Saya pertama diving, waktu itu diajak sama owner perusahaan saya yang suka diving. Padahal aslinya saya takut ketinggian, kalau lihat wall di laut itu biru, saya takut, tapi begitu sudah coba diving, berani," kenang Ronny.
Ronny yang masih sangat hijau kala itu mungkin tidak menyangka, bahwa perjumpaannya dengan olahraga diving pada tahun 1995 malah membuatnya semakin jatuh cinta dengan dunia alam bawah laut. Pelan-pelan, Ronny pun semakin mengasah kemampuannya dan mengambil sertifikat resmi.
"Itu level pertama diving, awal pemula. Di situ saya awal suka hobi. Saya tambah level diving, sampai 2000 ke atas saya ambil dive master, 2004 saya jadi instruktur," cerita Ronny.
Setelah memperoleh level instruktur, Ronny pun makin sering bersinggungan dengan laut. Tidak jarang ia diminta untuk menjadi dive buddy dari sejumlah fotografer internasional hingga memandu rombongan yang ingin menyelam. Dari hobi menjadi kesibukan.
Salah satu puncaknya, Ronny diajak untuk bekerja menjadi instruktur diving freelance di sebuah kapal pesiar. Saat itu Ronny bahkan memegang izin resmi untuk bekerja di Republik Palau.
"Setelah 2004 dapat instruktur dari PADI (Professional Association of Diving Instructors - red) sampai kerja semua, guide freelance kapal pesiar yang akhirnya membawa kerja ke Republik Palau, di atasnya Papua. Saya sampai punya izin resmi kerja, 2005-2006. Di sana banyak saya belajar, lihat bagimana negara kecil mengelola wisata bahari sebagai pemasukan, padahal ukurannya cuma seperempat Raja Ampat," ujar Ronny.
Ronny yang tengah beraksi (dok Ronny Rengkung)
|
Dalam perjalanannya sebagai seorang diver, Ronny pun mulai bersinggungan dengan fotografi mulai dari tahun 1990-an. Berawal dari sering menemani tamu yang adalah fotografer bawah laut, Ronny mulai tertarik dan menekuni hobi tersebut. Semua berawal dari kamera yang didapatnya sebagai hadiah pada tahun 2006.
"Dari 1990-an, sekitar 1998 saya sudah menjadi kru dari National Geographic. Saya dari segi kamera sering saya ikuti. Tahun 2006 saya dapat hadiah kamera kecil, dari situ saya mulai fokus memotret bawah laut," kenang Ronny.
Dihadiahi kamera, Ronny ibaratnya mendapat kesempatan baru untuk melakukan eksplorasi lebih pada dunia bawah laut Indonesia. Berawal dari hobi, Ronny mulai memberanikan diri untuk mengikuti sejumlah kontes foto bawah laut dari kelas lokal hingga internasional.
"Saya coba ikut pertandingan bawah air 2007, pertama kali saya dapat pengharagaan. Sudah lebih dari belasan penghargaan, lokal atau internasional," ujar Ronny.
Alam bawah laut Raja Ampat yang indah (dok Ronny Rengkung)
|
Keahlian Ronny dalam diving dan fotografi bawah laut pun makin terasah setelah ia bekerja untuk majalah Australia, Ocean Geographic. Bahkan Ronny juga dipercaya memprakarsai sebuah event di Manado.
"2010 saya mulai ikut satu majalah yang namanya Ocean geographic. Majalah yang cukup bagus, dan saya kebetulan dari 2010 sebagai Executive Officer Region Indonesia. 2011 pernah buat 1 event di Manado, namanya Celebrate the Sea," cerita Ronny.
Yang terbaru, Ronny baru saja merilis buku 'Underwater North Raja Ampat' yang berisi kumpulan foto keindahan bawah laut Raja Ampat pada 18 Oktober 2016 lalu. Berbarengan dengan penyelenggaraan Festival Pesona Raja Ampat 2016.
"Saya coba selama 4 minggu lakukan penyelaman, 90 foto di buku itu saya ambil 4 minggu. Beberapa foto saya ambil di awal tahun ini, akhir tahun sama awal tahun. Tapi mostly lebih dari 90% saya ambil pada bulan Mei-Juni," ujar Ronny.
Empat buah buku yang dibuat oleh Ronny (dok Ronny Rengkung)
|
Buku tersebut sekaligus menjadi karya foto bawah laut keempat Ronny. Sebelumnya ia juga sempat membuat buku tentang terumbu karang hingga fauna laut. Ronny juga sempat meceritakan kekagumannya pada alam bawah laut Raja Ampat yang dijuluki sebagai segitiga terumbu karang atau Coral Triangle.
"Di Indonesia paling bagus timur, contohnya Raja Ampat. Kondisi lautnya dalam, begitu banyak pulau, di situlah intinya coral. Di dunia ini inti coral cuma ada di dua tempat. Di coral triangle lalu red sea," jelas Ronny.
Selain membuat buku kumpulan foto bawah laut, Ronny juga sering memberi masukan pada Pemkab Raja Ampat. Khususnya untuk upaya konservasi alam bawah laut Raja Ampat yang benar dan sesuai prosedur yang ramah lingkungan.
"Saya suka sharing dengan Pemda sana uuntuk protect masalah sampah, awarenes lingkungan, ada kepedulian. Mereka sudah buat satu Perda yang sangat pedului lingkungan. Saya support banget Raja Ampat, karena Raja Ampat mengalokasikan dareah konservasinya cukup besar. Membuat daerah itu cukup terprotect," tutup Ronny.
Ronny juga aktif menjadi juri hingga penyelenggara lomba foto (dok Ronny Rengkung)
|
Tapi tidak hanya di Raja Ampat, Ronny juga selalu meyuarakan kepeduliannya akan dunia bawah laut di mana saja. Sebut saja Wakatobi, Jailolo dan banyak lainnya. Traveler pun bisa ikut meneladani dan membantu Ronny dengan tidak membuang sampah ke laut dan sama-sama peduli.
Bahwa sejatinya alam bawah laut Indonesia menjadi tanggung jawab kita bersama untuk dijaga. Ronny telah melakukan aksi nyatanya sebagai salah satu pahlawan bawah laut Indonesia. Anda bagaimana? (rdy/aff)
0 Response to "Lewat Tangannya, Kecantikan Bawah Laut Raja Ampat Jadi Buku"
Posting Komentar