Di Kepulauan Seribu, selain bisa snorkling dan diving, traveler juga bisa memancing. Melatih kesabaran mengail ikan buruan, sepertinya seru juga!
Bukan lautan hanya kolam susu..
Kail dan jala cukup menghidupimu..
Tiada badai tiada topan kau temui..
Ikan dan udang menghampiri dirimu..
Sebuah lirik lagu tembang lawas dari grup band Koes Plus yang ingin menggambarkan betapa indahnya Indonesia.
Beranjak dari lagu ini, kami Titis Traveler yaitu Pak Oscar, Pak Rudi, Januar, Bayu, Rafli (Pak Rudi Junior), Yoga, dan Saya mencoba berpetualang di akhir pekan dengan memancing di Laut Kepulauan Seribu.
Sabtu subuh di saat langit masih gelap dan suhu masih dingin, kami sudah berkumpul di Dermaga TPI Tanjung Pasir (Tangerang). Untuk menuju ke Dermaga tempat kapal kami sandar, kami harus melewati Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang pagi itu sudah dipenuhi oleh hiruk pikuk para penjual dan pembeli ikan.
Berbagai jenis ikan dijual di sini. Tentunya ikan-ikan tersebut masih dalam kondisi segar karena merupakan hasil tangkapan para nelayan di malam hari.
Di dermaga kami langsung bertemu dan berbincang dengan Kapten Kapal mengenai persiapan keseluruhan untuk berlayar. Setelah dinyatakan siap, lalu semua peralatan mancing seperti joran, box ikan, air minum termasuk makanan sarapan pagi dinaikkan ke Kapal.
Kapal yang kami sewa kali ini lumayan canggih karena dilengkapi dengan Fish Finder dan GPS. Tidak hanya itu kapal ini juga menyediakan bilik kayu untuk toilet serta dapur kecil untuk kegiatan masak memasak. Pokoknya kapal ini siap tempur.
Pelayaran dimulai, sambil berlayar menuju spot pemancingan pertama, kami mengisi waktu dengan sarapan pagi. Setelah itu kami mulai menggelar joran, memasang kail, pemberat, dan umpan. Umpan yang kami pakai kali ini adalah udang hidup. Udang ini kami beli dari nelayan yang kapalnya berpapasan dengan kapal kami.
Kami pun sampai di spot pemancingan pertama, spot ini ditentukan berdasarkan pengamatan kapten kapal pada fish finder. Jika di monitor fish finder menunjukkan ada banyak ikan di suatu titik maka kapal kami akan berhenti di titik tersebut. Kemudian jangkar dilemparkan, dan kami pun segera melempar joran.
Di sisi kiri kapal ada Bayu dan Pak Oscar, sisi kanan kapal ada Yoga dan Pak Rudi. Di Haluan kapal ada Januar dan Rafli. Sedangkan di buritan kapal ada Kapten dan Crew yang juga ikut mancing. Sedangkan saya sudah KO akibat mabuk laut.
Di Spot ini kami mendapatkan ikan Ekor Kuning, ikan Krapu, dan ikan Layur. Sebuah permulaan yang bagus dan membuat kami optimis jika mancing kali ini kami akan mendapatkan strikee ikan besar. Setelah menunggu kurang lebih 15-20 Menit dan diantara kami tidak ada lagi yang mendapatkan ikan. Maka kami lanjutkan berlayar kembali.
Arus yang besar ditambahnya teriknya matahari membuat sebagian besar dari kami mengalami mabuk laut dan terpaksa merebahkan diri di kursi kayu kapal. Dan yang tersisa hanya Januar, Rafli, Kapten kapal, dan Crew yang masih terus semangat memancing.
Di Spot kedua, Rafli berteriak bahwa umpannya telah dimakan ikan, dan dia mulai menarik jorannya. Pertarungan pun dimulai. Seperti menonton konser musik, saya, pak Rudi, Bayu, Yoga, dan pak Oscar hanya bisa duduk dan memberikan semangat kepada Rafli agar bisa memenangkan pertarungan tersebut dan akhirnya dia berhasil mendapatkan ikan ekor kuning. Sedangkan saat itu Crew kapal kembali mendapatkan ikan layur namun dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya.
Di spot kedua ini, kami melangsungkan makan siang. Lauk yang kami makan adalah ikan hasil tangkapan kami sendiri yang dimasak oleh Crew kapal. Meskipun dengan menu sederhana yaitu ikan, nasi, kecap, dan saus. Namun, kami sangat bahagia menyantapnya karena rasa ikannya begitu gurih, lezat, dan ada asin asinnya. Mak nyosss.
Hari semakin siang, namun pemancingan terus dilanjutkan. Dari spot tiga hingga spot selanjutnya kami tidak mendapatkan hasil apa apa. Sungguh kesabaran kami di uji. Ya, inilah keindahan dari kegiatan memancing yaitu melatih kesabaran. Karena hari sudah sore maka kami memutuskan untuk mengakhiri kegiatan memancing dihari itu. Sambil berlayar menuju dermaga, kami mulai membersihkan joran dan merapikannya.
Ketika melewati Tempat Pelelangan Ikan, kami menyempatkan diri untuk membeli ikan sebagai oleh oleh untuk keluarga dan teman kantor. Petualangan memancing hari itu mengajarkan kami arti dari sebuah kesabaran. Sesungguhnya kesabaran membutuhkan pengorbanan waktu. Dan tidak selamanya penantian dari kesabaran tersebut membuahkan hasil sesuai dengan harapan kita.
Namun jangan lupa, orang sabar itu disayang Tuhan dan Pasangan. Belajar dari pengalaman yang ada, pastikan sebelum memancing dilaut agar istirahat yang cukup, Sarapan pagi, dan membawa pelampung.
Indonesia itu indah!
0 Response to "Liburan Sambil Mancing Ikan di Kepulauan Seribu, Seru Juga!"
Posting Komentar