World Travel Market (WTM) London yang baru berlangsung pada 7-9 November 2016 menjadi agenda tetap Menpar Arief Yahya setiap tahun, untuk merasakan respons pasar dan gairah industri pariwisata global. Sekaligus, ajang ini dan juga ITB Berlin-Jerman serta CITM Shanghai-Tiongkok menjadi sarana efektif untuk mempromosikan pariwisata Indonesia kepada dunia.
"ITB dan WTM itu bursa pasar pariwisata terbesar pertama dan kedua di dunia. Sedang CITM itu pasar utama wisman dan sudah diproyeksikan 10 juta di 2019," kata Menteri Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI di ExCeL London, 1 Western Gateway, Royal Victoria Dock, London Docklands dalam rilis yang diterima detikTravel, Kamis (10/11/2016).
Paviliun Wonderful Indonesia di WTM kali ini cukup besar, dan menonjol di antara 182 partisipan dari negara lain di seluruh dunia. Berada di zona Asia, desain kapal phinisi dengan sulur-sulur mirip kepala garuda berdesain sulur Borneo di ujung paruhnya, cukup menggoda mata. Performance Merah Putih dengan double decker yang tinggi cukup mudah dicari di antara negara lain.
Coffee corner dengan aneka minuman tradisional, seperti wedang jahe, wedang uwuh, kopi dan sebangsanya, dipadu dengan aneka rasa yang menghangatkan tenggorokan. Pojok kopi pavilion itu menjadi favourite, bukan saja buyers yang sudah appointment dengan 90-an sellers dari berbagai daerah di tanah air. Tetapi juga pemilik booth dari negara lain juga asyik nongkrong di bawah payung-payung Wonderful Indonesia.
Begitu tiba di ExCel London, arena exhibition di pusat kota itu, Menpar Arief Yahya langsung mencoba menaiki black cab taxi, yang sudah dibungkus branding Wonderful Indonesia. Ditemani Duta Besar RI di London, Rizal Sukma, Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana, dan beberapa pelaku industry, mencoba taxi legendaris di ibu kota Great Britania itu. Beberapa awak media mengikuti langkah Mantan Dirut PT Telkom itu untuk berpose di taxi yang bentuknya dipertahankan klasik itu.
"Tahun lalu ada 200 black cab taxi yang kami branding. Tahun ini ada 400 taxi yang keliling London dengan bungkus Wonderful Indonesia. Juga ada beberapa bus double decker wisata keliling London yang kami branding," ungkap Arie.
Mengapa tahun ini diperbanyak outdoors branding itu? Menpar Arief Yahya sudah merasakan responsnya sangat cepat, viral dan heboh di media social. Banyak orang yang naik transportasi public itu selfie, foto-foto, diposting di media sosial, dan menjadi bahan obrolan dunia maya yang positif.
"Kita menyadari, budget promosi terbatas, karena itu kami harus melihat momentum, dicari timing yang pas agar pesan promosi itu efektif menyebar luas, tepat sasaran. Di WTM London ini adalah pilihan tepat, di saat ribuan pelaku bisnis pariwisata seluruh dunia berkumpul di kota ini, dan membicarakan pariwisata, kita hadir dan agresif," katanya.
Selain itu, London itu setiap tahun dikunjungi 20 juta wisatawan asing. Kota dengan berbagai destinasi ini menjadi salah satu tempat wisata dengan spending yang besar. Ini yang sering disebut Arief sebagai menjaring di kolam penuh ikan. Hal lain yang dilakukan Menpar dengan prinsip itu adalah di ITB atau Internationale Tourismus-Borse di Berlin.
"Mirip dengan di London, dari bus, outdoors, indoors, media, velotaxi, liflet, semuanya dibungkus Wonderful Indonesia. Saat ITB itu semua pelaku bisnis Pariwisata, dari hotel (accommodation), airlines, travel agent, attraction, teknologi, media pariwisata, semua kumpul di Berlin. Dan itu sudah dari tahun ke tahun sudah menjadi agenda tetap mereka. Di sanalah kita eksis," sebut lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris, dan Program Doktoral di Unpad Bandung itu.
Satu lagi yang dia contohkan ketika ditanya oleh banyak media di hadapan dua pemakai pakaian Malang Fashion Carnival yang selalu menjadi ajang foto-foto itu. Yakni, Paris dengan bus-bus pariwisata yang keliling kota tempat Gustav Eiffel mendesain ide menara itu.
"Kami pasang di bus pariwisata di Paris itu ketika ada EURO Cup 2016. Saat semua supporter sepak bola dunia berkumpul di Prancis, karena menonton langsung atmosfer pesta sepak bola terbesar kedua setelah World Cup itu. Momentumnya pas, dan responsnya, Anda bisa rasakan sendiri di media social," katanya.
Soal 10 Bali Baru, juga menjadi pertanyaan lebih dari 5 media internasional di London. Orang makin penasaran dengan gebrakan Presiden Joko Widodo yang diterjemahkan Menpar Arief Yahya dalam membangun 10 destinasi prioritas itu. Dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara.
Banyak yang makin penasaran dengan 10 Bali baru itu. Istilah "Bali Baru" itu sendiri sudah menggoda telinga pelaku industry pariwisata di seluruh dunia. Bali, yang 40% menjadi pintu masuk wisman ke tanah air, memang sudah jadi destinasi level dunia dan sudah dikenal di mana-mana. Menggunakan istilah '10 Bali Baru' itu mengajak persepsi orang, bahwa Indonesia sedang menciptakan destinasi mirip Bali, yang bakal mendunia.
"Karena dengan target 20 juta di tahun 2019, maka produk atau dalam pariwisata itu destinasi, harus juga disiapkan," tutupnya. (aff/aff)
0 Response to "Memamerkan Pariwisata Indonesia di London"
Posting Komentar