"Sudah banyak operatur tur yang berbasis ekowisata tapi hanya mengenalkan sitenya saja," ujar Nugie kepada detikTravel pekan lalu saat tur ekowisata ke Wakatobi dalam acara Synthesis-WWF bersama Jelajah Biru.
Menurutnya langkah utama yang perlu dilakukan untuk membuat wisata ramah lingkungan adalah kuota. Banyak daerah yang mengalami degradasi karena kuota yang datang berkunjung.
"Wakatobi masih rentan untuk jadi ekowisata. Ini pertama kalinya saya diving di Hoga, tapi saya melihat penurunan kualiatas. Kalau itu masih dilakukan maka Wakatobi menjadi hancur," ungkap Nugie.
Hal selanjutnya adalah konsumsi yang ramah lingkungan. Seperti membawa botol minum sehingga mengurangi sampah plastik.
"Orang yang mengikuti ekotur tidak petualang, yang penting si operator bisa menjalankan fasilitas dengan maksimal," kata Nugie
Sebagai Supporter Kehormatan WWF, banyak daerah yang telah ia kunjungi seperti Taman Nasional Way Kambas dan Komodo. Ia berpendapat bahwa seharusnya masyarakat diberdayakan sehingga nantinya menjadi pengendali dari kegiatan sumberdaya alam.
"Harusnya pemuda-pemuda dijadikan operator ahli yang menguasai daerah seperti di Wakatobi ini," ujar Nugie.
Papua menjadi contoh ekowisata yang baik untuk daerah lain. Karena paket yang disediakan lengkap mulai dari hutan, budaya sampai kulinernya. Jadi daerah mana yang paling cantik yang pernah dikunjungi? Menurutnya semua daerah Indonesia itu indah.
"Gue enggak mau bikin grade, semua bagus. Kalau gue bikin grade 'wilayah ini paling bagus' nanti semua orang pada ke sana terus malah jadi rusak," jelas Nugie.
Saat ini wisata alam menjadi basis terkuat yang Nugie jalani. Ada unsur bahagia dan misi yang bisa ia nikmati.
"Selanjutnya gue mau masuk ke wisata kuliner. Tapi bahannya organik dan pembuatannya bukan instan," tutup Nugie. (aff/aff)
0 Response to "Musisi Nugie Angkat Bicara Soal Ekowisata di Indonesia"
Posting Komentar