Serba-serbi Meriahnya Banyuwangi Ethno Carnival 2016

Banyuwangi - Even Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) sukses digelar. Ratusan model dengan beragam busana berlenggok cantik, menghipnosis traveler!

Even Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) sukses digelar untuk ke-enam kalinya pada Sabtu (12/11/2016) kemarin. Ratusan model dengan beragam busana berlenggok cantik menyusuri sepanjang jalan raya Banyuwangi yang ditutup sementara untuk kendaraan bermotor.

Masyarakat Banyuwangi tampak menyemut di sepanjang jalan untuk melihat langsung peragaan busana yang kali ini mengangkat legenda Banyuwangi, Sri Tanjung Sidopekso. Tidak hanya datang menonton, beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) juga memadati sisi-sisi jalan.

Khusus di hari pagelaran, Pemkab Banyuwangi memang 'membebaskan' jalan-jalan itu sebagai lahan PKL mencari rezeki hingga ke trotoar jalan.

Kemeriahan BEC (Ardian Fanani/detikTravel)Kemeriahan BEC (Ardian Fanani/detikTravel)
Para penari yang menghibur pengunjung (Ardian Fanani/detikTravel)Para penari yang menghibur pengunjung (Ardian Fanani/detikTravel)

"Ini adalah pesta rakyat Tujuan utama dari berbagai event pariwisata yang kami gelar adalah untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Di setiap festival, kami membebaskan trotoar di sekitar lokasi untuk berjualan UMKM karena ini adalah pesta mereka," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka BEC di Taman Blambangan, Banyuwangi.

"Hotel penuh, kuliner laris, oleh-oleh ludes, jasa-jasa penunjang bergerak seperti jasa transportasi, pemandu wisata dan lain-lain. Kedepannya kami akan terus menguatkan pariwisata daerah, salah satunya menambah infrastruktur wisata. Tahun depan akan ada 5 hotel bintang yang beroperasi di Banyuwangi. Akhir tahun ini juga akan ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi," lanjutnya.

Ratusan PKL memang tampak menjajakan dagangannya di sepanjang trotoar mulai dari garis start parade hingga akhir di depan kantor Bupati. Tidak sedikit pula masyarakat yang memang menunggu penampilan para model, 'piknik' mendadak dengan menggelar alas dan duduk bersama keluarga.

Aneka kostum yang keren! (Ardian Fanani/detikTravel)Aneka kostum yang keren! (Ardian Fanani/detikTravel)

"Ini datang sekeluarga karena ini kan event besar. Bangga lihat Banyuwangi yang sekarang," kata seorang warga, Sulis.

Selain PKL yang mengular, ada kejadian unik selama pegelaran yang berlangsung dalam 4 jam itu. Di tengah meriahnya parade busana, tampak beberapa tamu dari luar daerah seperti Raja Ampat berebut untuk meminum air yang diyakini bersumber dari sumur Sri Tanjung.

Warga berebut air sumur Sri Tanjung (Ardian Fanani/detikTravel)Warga berebut air sumur Sri Tanjung (Ardian Fanani/detikTravel)

Legenda Sri Tanjung disebut sebagai asal mula nama dari Kabupaten berjuluk Sunrise of Java itu. Saat berusaha membuktikan dirinya tidak bersalah, Sri Tanjung melompat ke dalam sebuah sumur yang kemudian berubah airnya menjadi wangi. Air yang berubah wangi itu adalah tanda Sri Tanjung tidak melakukan hal yang dituduhkan padanya.

Ratusan model yang berlenggok cantik membawakan busana yang khas berhasil membuat penonton bersorak daan berebut untuk berfoto bersama. 40 model 'bule' juga membuat para penonton riuh bersorak bangga. BEC dihadiri sejumlah tokoh penting. Antara lain Bupati Raja Ampat Papua, Bupati Bandung Barat, dan Konsulat Jenderal Jepang Yoshiharu Kato.

Bupati Anas (kedua dari kiri) ikut menonton langsung BEC (Ardian Fanani/detikTravel)Bupati Anas (kedua dari kiri) ikut menonton langsung BEC (Ardian Fanani/detikTravel)
(aff/aff)

0 Response to "Serba-serbi Meriahnya Banyuwangi Ethno Carnival 2016"

Posting Komentar