"Laut indonesia itu segitiga terumbu karang. Sangat bagus. Tinggal mengelola terumbu karang agar lebih bagus lagi," ujar Bidang Koordinasi Kedaulatan Kemaritiman, Dedi Miharja pada detikTravel saat acara press tur di Bali, Jumat (18/11/2016).
Kenapa wisata? Saat ini wisata atau traveling menjadi gaya hidup bagi masyarakat dunia. Hal ini terbukti dengan naiknya angka kunjungan wisata di Indonesia menurut data statistik.
"Karena trending wisata selalu naik. Penerima devisa juga terus naik," kata Asdep Diklat Maritim, TB Haeru Rahayu.
Ditambahkan oleh TB Haeru, kontribusi langsung dari travel dan turis juga lumayan. Hal ini dikarenakan biaya wisata di Indonesia relatif murah. Sehingga wisman senang untuk datang ke sini.
Apalagi soal pariwisata diving dan snorkeling, tak perlu diragukan keindahannya. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk pembangunan wisata bahari, yaitu budaya, alam dan buatan manusia.
Ketiga hal ini harus sesuai dengan kearifan lokal. Sehingga nantinya masyarakat menjadi bagian dan penjaga dari wisata itu sendiri.
Namun, masih banyak yang perlu kita perbaiki. Salah satu masalahnya adalah sampah plastik yang berada di kawasan pantai.
Tak usah jauh-jauh ke ujung Indonesia, di Pulau Pramuka contohnya. Sampah yang ada menjadi perusak bagi keseimbangan dan ekologi laut dan tentu saja sangat tidak indah dipandang.
"Beberapa waktu lalu, kami beserta utusan dari beberapa negara seperti Belanda, Australia dan lain-lain melakukan aksi cleaning coastal atau pembersihan pesisir pantai di Pramuka," Ujar TB Haeru.
Untuk itu, Kemenko Maritim berharap Indonesia masih harus terus meningkatkan SDM dan pemahaman akan maritim. Sehingga akan timbul kecintaan pada laut dan membangun kembali kejayaan Indonesia sebagai Negara Maritim di masa lampau. (rdy/rdy)
0 Response to "Wisata Bahari, Ujung Tombak Pariwisata Indonesia"
Posting Komentar