Uniknya Indonesia, beberapa kuliner khasnya tak hanya lezat. Tapi juga sarat makna kultural di dalamnya. Seperti yang disuguhkan di Desa Kemiren, Banyuwangi yakni Ayam Pitik dan Tumpeng Srakat. Keduanya punya nilai sendiri yang bermakna baik.
detikTravel bersama rombongan traveling by train PT Kereta Api Indonesia diberi kesempatan untuk mengunjungi salah satu desa yang ada di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi itu.
Tiba di sana, rombongan disambut oleh musik tradisional dari depan jalan desa hingga ke lapangan yang terdapat saung, panggung, meja dan kursi. Semuanya terbuat dari bambu.
Kasi Adat dan Budaya Banyuwangi Aekanu Hariyono memandu kami. Ia mempersilakan kami untuk langsung ke saung yang terdapat makanan. Di meja sudah tersaji Pecel Pitik dan Tumpeng Srakat.
Pecel Pitik ini terbuat dari suwiran ayam pethengtheng. Yakni ayam kampung utuh tanpa jeroan yang dipanggang di atas bara kayu.
"Ini masaknya tidak boleh di atas api, tapi di depan api. Dipanaskan seperti itu, masaknya kira-kira satu jam. Maknanya bahwa semua proses itu membutuhkan kesabaran, tidak boleh terlalu tergesa-gesa," ujar Aekanu saat berbincang dengan detikTravel.
Temannya Pecel Pitik yakni bumbu pecel ala masyarakat Osing yang tingal di Desat Adsat Kemiren. Bumbunya terdiri dari kemiri atau kacang tanah goreng, garam, cabai besar goreng, terasi bakar, bawang putih goreng atau bakar yang sudah dihaluskan. Kemudian diberi kelapa parut yang masih agak muda dan air kelapa.
"Pecel Pitik ini mengandung makna 'mugo-mugo barang hang diucel ucel dadio barang hang apik'. Semoga segala yang diupayakan membuahkan hasil yang baik," terang Aekanu.
Makan Pecel Pitik kurang lengkap jika tidak bersama Tumpeng Srakat. Meski namanya tumpeng, tapi nasi ini tidak berbentuk kerucut. Di pinggir nasi terdapat aneka sayuran di antaranya yakni timun, selada, labu siam, kacang panjang, kangkung, buncis, kecipir dan lain-lain.
"Tumpeng Srakat ini untuk tolak Bala. Di samping kalau ada orang yang vegetarian juga kami menyediakan sayuran ini. Semua hasil panen, dari mulai ujung daun hasil kekayaan alam desa ini," jelas Aekanu.
Selain makanan berat, aneka camilan juga disediakan oleh masyarakat desa adat. Seperti tape, lepet dan kacang tanah. Tapenya dibalut daun kemiri dengan rasa yang legit. Sebelum menyantap makanan, Pak Sucipto selaku Ketua Adat Desa Kemiren memandu doa terlebih dahulu agar diberikan keberkahan.
Nah, traveler yang ingin menikmati suasana desa adat di Banyuwangi sambil mencicipi aneka kuliner lezatnya, datang saja ke Desa Adat Kemiren. Pastinya liburan kamu bakalan menyenangkan! (avi/krn)
0 Response to "Wisata Kuliner Pecel Pitik Banyuwangi yang Lezat & Penuh Makna"
Posting Komentar