Bagaimana rasanya jika Anda berhadapan dengan satu set masakan Jepang. Semua makanan khas negeri tirai bambu tumpah ruah di depan meja makan.
"Kampai!!!"
Teriakan itu memenuhi ruangan di salah satu sudut ruang makan Hotel Millione, Sapporo, Jepang, Selasa (29/11/2016). Denting gelas berisi sake, bir, atau ocha menyusul ketika suara berhenti bergema.
Kampai adalah bahasa Jepang dari kata toast. Saling sulang ini biasanya mengawali gala dinner di negeri tirai bambu.
Seluruh masakan khas Jepang sudah terhampar di meja. Ada Sashimi, wagyu, shabu-shabu, ika (udang) sashimi, scallops, soba, ramen dingin dan lainnya.
"Ini adalah menu Kaiseki, gala dinner ala Jepang," ujar penerjemah Media Visit Sapporo, Sumi Widya.
Denting gelas pun berganti dengan decak lidah dan suara mulut menyeruput kuah shabu shabu. Berisiknya suara di meja makan, kata Sumi, menunjukkan kesopanan dan keakraban suasana makan malam di meja makan. Semakin ribut suara menyantap berarti kian menikmati hidangan.
Suasana Kaiseki atau gala dinner ala Jepang (Aryo/detikTravel)
|
Namun, suasana renyah di meja makan membuat setiap orang tak mau menghentikan sumpit menjumput tiap hidangan. Alhasil tiap orang di meja makan dapat makan dengan lahap. Walau hidangan mengalir seperti tak ada hentinya.
Aliran makanan memang terus berlanjut. Chawan mushi, pudingu (puding khas Jepang dari ubi, dan gohan (nasi) menyusul di meja makan. Biasanya orang Jepang menyajikan gohan sebagai hidangan terakhir. Makanan ini diselimuti dengan telur ikan salmon berwarna merah.
Minuman lokal, baik sake dan bir yang beralkohol ataupun ocha, semakin membuat mulut terasa licin dijejali dengan makanan.
"Setiap gelas yang diisikan minuman oleh orang yang lebih tua maka harus habis sekali teguk. Makanya suasana bakal semakin cair," jelas Sumi. (rdy/rdy)
0 Response to "Begini Mewahnya Gala Dinner ala Jepang"
Posting Komentar