Ini Kata Kementerian LHK Soal Minimnya Toilet di Area Taman Nasional

Jakarta - Minimnya toilet di Taman Nasional menjadi momok yang dialami oleh traveler. Ini penjelasannya menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam acara peluncuran Sayembara Desain Toilet Umum di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (5/12/2016) turut hadir Kepala Pusat Standarisasi Kementerian Lingkungan Hidup, Noer Adi. Selain mendukung sayembara desain toilet umum, pria yang akrab disapa Adi ini juga memberikan pandangannya terhadap toilet di kawasan konservasi.

"Jadi untuk di kawasan konservasi itukan memang ada pos-posnya, biasa di sana udah ada fasilitas yang bisa digunakan. Yang jadi masalah itu kalau ada kebutuhan di toilet, namanya gak bisa direncanakan. Nah itu yang juga harus disediakan panduannya, kondisi wc emergency. Antara harus ke sungai atau tidak. Karena kalau ke sungai maka akan mencemari semakin ke bawah," jelas Adi.

Membuat toilet bersih dari pos awal hingga pos akhir, diakui Adi bukan perkara mudah. Ia pun lebih menyarankan agar para pendaki mengetahui prosedur standar terkait buang air besar atau kecil di gunung. Contohnya seperti tidak buang air di daerah aliran sungai dan lain sebagainya agar tidak mencemari lingkungan.

"Intinya itu harus siap di antara pos terbawah dan pos atas harusnya ada. Yang di antara itu yang tidak mungkin disediakan juga. Kalau memang ada yang emergency bagaimana sebaiknya agar tidak merusak lingkungan di Taman Nasional.

Jadi selain penyediaan sarana, pihak pengelola Taman Nasional juga harus memberikan panduan terkait lokasi toilet di kawasan konservasi. Pembekalan informasi pun mutlak diberikan.

"Kuncinya tiga itu, sarananya disediakan informasinya juga disediakan dan panduan praktisnya. Bahwa sarana ada di mana kan musti dikasih tahu kan? Itu antara pengunjungnya nanya atau tidak wajib dikasih tahu. Artinya harus ada paket informasi wajib yang diberikan.

Adi pun sempat berkeluh kesah perihal para pendaki dan wisatawan yang dirasa kurang siap mendaki gunung. Bukannya menikmati alam dengan bertanggung jawab, kadang ada saja yang mengotori alam dengan buang air di daerah saluran air atau sembarang tempat. Tentu ini menjadi tugas semua pihak untuk menjaga kawasan konservasi.

"Masalahnya kadang-kadang kita masyarakat penggunanya yang kurang, gak siap. Jangankan yang di gunung, yang di mall aja kadang toiletnya mampet," curhat Adi. (wsw/wsw)

0 Response to "Ini Kata Kementerian LHK Soal Minimnya Toilet di Area Taman Nasional"

Posting Komentar