Dahulu kala hampir tak ada yang mau tinggal di kawasan dataran Ishikari ini. Salju di sisi Pulau Hokkaido itu sangat tebal, ketebalannya bisa sampai 6 meter.
Kekosongan penduduk ini dibuka oleh penjelajah utusan Kaisar Jepang, Yoshitake Shima sekitar 100 tahun lalu. Catatan milik Yoshitake inilah yang mengungkap susahnya hidup di Sapporo.
Sapporo sebenarnya masuk dalam kawasan orang-orang Ainu, penduduk asli Pulau Hokkaido. Yoshitake menyebut wilayah itu tak cocok ditinggali manusia maupun binatang. Meski begitu, pembangunan terus dilakukannya.
Patung Yoshitake (Aryo/detikTravel)
|
Kuil Hokkaido Jingu sendiri menerima benda suci dari Shinto pada September 1869. Michitomi Higashikuze, komisioner Pembangunan Hokkaido menyerahkan benda suci itu kepada Yoshitake di Maruyama, lokasi kuil.
Hingga kini, Kuil Shinto itu menaungi 200 ribu penduduk Sapporo. Mereka biasa bertandang untuk berdoa saat ada kelahiran, pernikahan, dan upacara kematian.
Pengunjung di Kuil Hokkaido Jingu (Aryo/detikTravel)
|
(wsw/wsw)
0 Response to "Ini Kuil Pendiri Kota Sapporo di Jepang"
Posting Komentar