Berkunjung ke Kabupaten Trenggalek tidak lengkap rasanya kalau belum menikmati sejumlah wisata alamnya, salah satu lokasi yang kini cukup ramai dikunjungi wisatawan saat akhir pekan panjang Natal, adalah konservasi mangrove. Wisatawan juga bisa belajar tentang tanaman mangrove sambil menikmati keindahan alamnya.
Ekowisata mangrove berada di kawasan Pancer Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo. Hamparan tanaman mangrove yang tumbuh di 125 hektar lahan, memberikan sensasi berbeda dalam berwisata. Selain bisa menikmati keindahan alamnya, para pengunjung di lokasi ini juga bisa belajar tentang aneka jenis tanaman mangrove serta berbagai kegunaannya.
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kejung Samudra, Imam Saifudin, Senin (26/12/2016) mengatakan, para pengunjung bisa mengetahui jenis-jenis tanaman mangrove yang dikonservasi. Mereka tinggal menyusuri jembatan kayu sepanjang 300 meter.
|
|
"Di pinggir jembatan sudah kami pasang papan nama tentang jenis-jenis mangrove yang ditaman di situ juga ada nama latinnya sekalian. Seperti Bruguiera, Sonneratia dan masih banyak lagi," katanya.
Tanaman mangrove atau bakau di kawasan konservasi Cengkrong ini mencapai 40 jenis yang terhampar di lahan seluas 125 hektar. Tumbuhan penjaga abrasi air laut tersebut tumbuh dengan subur dan terawat di bawah pengelolaan kelompok masyarakat pesisir.
Pada saat libur Natal kali ini, jumlah pengunjung yang datang perhari-rata mencapai lebih dari 5.000 orang. Wisatawan tersebut rata-rata berasal dari luar kota Trenggalek, seperti Kediri, Malang, Surabaya, Blitar serta daerah lain.
"Kemungkinan nanti akan lebih ramai lagi pada saat akhir tahun atau Tahun Baru, jumlahnya pasti akan membeludak," imbuhnya.
|
Salah seorang wisatawan asal Kediri, Ayu Nur Cahyaningrum mengaku, sengaja datang ke hutan bakau untuk mengisi liburan sekaligus menyelesaikan tugas sekolah terkait hutan mangrove. "Kebetulan kami ada tugas geografi untuk observasi. Alhamdulillah di sini lengkap," katanya.
Menurutnya, selain untuk kepentingan edukasi, kawawsan konservasi ini cukup nyaman untuk dikunjungi. Wisatawan bisa melepas penat dari rutinitas dan kesibukan di sekolah maupun tempat kerja.
Hal senada diucapkan pengunjung lain, Yanti. Menurutnya yang paling menarik di kawasan konservasi mangrove adalah jembatan galau yang membentang mulai dari bibir hingga tengah hutan.
"Jembatan ini bagus untuk foto, selain itu di tengah hutan sana kita bisa menyewa perahu untuk berkeliling," katanya kepada detikTravel.
Untuk berkunjung ke lokasi ini, setiap pengunjung diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 dan parkir untuk sepeda motor Rp 5.000 serta mobil Rp 10.000. Pusat konservasi mangrove Cengkrong ini dekat dengan berbagai lokasi wisata lain seperti, Pantai Cengkrong, Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih dan Gua Lowo.
"Hanya saja untuk kami sedikit kecewa, karena kalau mau masuk harus dobel tiket, yang satu di jalan raya itu Rp10.000 per orang dan masuk ke mangrove Rp5.000. Seharusnya jadi satu," keluhnya. (fay/fay)
0 Response to "Long Weekend di Trenggalek Ada Ekowisata Mangrove"
Posting Komentar