Hancur bukan berarti buruk. Itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan Museum Sisa Hartaku di Desa Kepuharjo, Yogyakarta. Ada daya tarik di baliknya.
Saat itu matahari cukup terik untuk mengawali hari kami, para d'Traveler yang sedang mengikuti kegiatan napak tilas dan Lava Tour di Yogyakarta.
Hari kedua untuk Lava Tour seperti yang dijadwalkan pun tiba. Rasanya sudah tak sabar untuk mengelilingi kawasan bekas erupsi Gunung Merapi tersebut. Ini objek wisata yang saya tunggu-tunggu, karena saya dapat melihat dari dekat seperti apa sih Museum Sisa Hrtaku itu.
Tak perlu menunggu lama, Jeep yang akan membawa kami berkeliling pun sudah tiba, dan saya kebagian untuk naik di atas Jeep milik Pak Budi 'Moncong' (begitu panggilan akrabnya).
"Sudah siap untuk Lava Tour nya Mbak? Nanti kalau ada palang, jangan berdiri di atas Jeep ya. Sering-sering lihat ke depan," pesan Pak Budi sebelum berangkat.
Sesekali di perjalanan, Pak Budi memacu Jeep nya dengan kecepatan tinggi. Jalur yang kami lalui itu diawali dengan jalan aspal dan lurus hingga melewati jalan bebatuan besar dan berliku.
"gujlek-gujlek dan harus ngebut jalannya Mbak, itu sensasinya," kata Pak Budi seraya kembali memacu Jeep nya dengan sangat cepat.
Ya, betul sekali, ini waktunya untuk memacu adrenalin. Tim kami pun berdiri di atas Jeep sambil berteriak senang. Sesekali saya dan teman-teman yang dinamai Tim Borobudur kembali duduk sembari mendengarkan cerita Pak Budi tentang situasi saat letusan terjadi hingga beberapa cerita mistis yang ada.
"Intinya di sini tuh kalau sudah jam 6 sore harus balik, sudah tidak ada tour lagi. Pernah sih ada permintaan tour khusus dari pukul 8 malam sampai 4 pagi, tapi itu beda lah tujuannya" kata Pak Budi.
Tak lama kemudian, kami pun tiba di Museum Mini Sisa Hartaku atau yang lebih dikenal dengan Omahku Memoriku (The House of Memory). Sontak saya berdecak kagum dan mulai mengelilingi museum ini bersama para d'Traveler lainnya yang juga asik menikmati tempat ini.
Amazing. Saya memperhatikan satu per satu setiap benda di museum ini. Perabotan rumah tangga, lemari, motor, sepeda, meja, kursi, tulang belulang sapi dan jam dinding yang menunjukkan pukul 12:05:40 WIB semua tinggal debu dan puing.
Museum ini benar-benar membuat saya dapat merasakan betapa dahsyatnya letusan itu dan bagaimana saat rumah ini masih utuh tersusun rapi. Namun, sekarang hanya sebuah kenangan dan puing-puing yang membuat kagum setiap mata memandang.
"Memang kalau sudah waktunya, ya tidak bisa ditunda apalagi dihentikan. Ini sudah takdirnya, sekarang kita hanya bisa bersyukur dan menjaga yang masih ada dengan baik," tutur Pak Budi sembari mengantarkan kami ke objek wisata lainnya di kawasan Merapi.
Sungguh perjalanan yang menyenangkan. Setelah puas berkeliling, kami pun diantar kembali ke penginapan untuk melanjutkan kegiatan d'Traveler berikutnya. d'Traveler, jalan-jalan terus!
0 Response to "Museum Sisa Hartaku, Kenangan di Balik Bencana Merapi"
Posting Komentar