Mungkin banyak di antara traveler yang belum tahu tentang Suku Atayal. Sedikit cerita tentang suku ini, Suku Atayal merupakan suku asli yang tinggal di Taiwan, jauh lebih dulu daripada pendatang yang berasal dari daratan China.
Suku Atayal dikenal sebagai suku petarung yang punya ritual menato wajah, baik pria maupun wanitanya. Bukan sembarang tato, melainkan ada syarat khusus sebelum mereka boleh merajah wajah. Tato yang disebut ptasan ini sebagai tanda bahwa pria dan wanita Suku Atayal sudah memasuki fase dewasa.
Selain itu, tato ini juga berfungsi sebagai tanda kehormatan yang bisa membedakan Suku Atayal dengan suku lain di Taiwan. Bagi yang tidak memiliki tato di wajahnya, maka mereka dilarang untuk menikah.
|
Untuk para wanita, mereka bisa menato wajah setelah bisa menenun kain. Menenun kain memang jadi keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh wanita Suku Atayal. Pola tato wajah pada wanita biasanya lebih rumit daripada pola tato yang dilakukan para pria.
Sementara itu untuk para pria, mereka baru boleh menato wajahnya setelah berhasil membuktikan bahwa mereka cakap untuk berburu, termasuk memenggal kepala musuh. Kepala manusia ini nantinya akan dibawa pulang ke rumah, sebagai tanda keberanian dan kejantanan.
Namun itu dulu, kini praktek perburuan kepala Suku Atayal sudah tidak ada lagi setelah dilarang pemerintah. Tradisi tato wajah juga sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda Suku Atayal, hanya tinggal orang-orang tua saja yang masih mempunyai tato ini.
![]() |
Kini jejak Suku Atayal bisa dilihat di beberapa tempat di Taiwan. Salah satunya ada di Atayal Resort yang ada di Beiyuan Road No 56-2, Guoxing, Nantou, Taiwan. Di tempat rekreasi ini, jejak suku asli Taiwan bisa dilihat lewat replika rumah-rumah tradisional yang menjadi tempat tinggal mereka.
detikTravel berkunjung ke Atayal Resort bulan lalu atas undangan Badan Pariwisata Taiwan. Taman rekreasi ini punya wahana permainan, pemandian air panas dan spa, hotel, dan yang paling penting, destinasi ini juga menjadi cagar budaya, dimana Suku Atayal tinggal.
Ditemani seorang wanita Suku Atayal berpakaian adat sebagai pemandu, detikTravel diajak berkeliling. Leo, begitu nama pemandu saya, dia langsung mengajak untuk melihat replika rumah yang menjadi tempat tinggal salah satu suku asli Taiwan itu.
"Ini replika rumah suku tradisional asli Taiwan. Di sini kami tinggal sebelum kenal peradaban modern," kata Leo.
![]() |
Rumah ini disebut replika karena di Taiwan zaman sekarang, sudah sangat jarang dijumpai orang yang masih tinggal di rumah seperti itu. Kata Leo, beberapa rumah ini masih bisa ditemui, namun ada nun jauh di pelosok pegunungan Taiwan.
Rumah ini terbuat dari kayu. Yang unik dari rumah ini adalah atapnya yang terbuat dari lempengan batu pipih yang disusun menutupi bagian atap rumah. Tidak semua rumah beratapkan batu, ada juga rumah yang beratapkan rumbia.
Di bagian depan rumah, ada kursi yang tergantung di dekat pintu. Kursi ini berperan penting dalam proses ritual pernikahan adat suku Atayal. Cerita tentang kursi pernikahan ini nantinya akan dituliskan dalam artikel terpisah.
Di bagian depan rumah, ada juga jagung-jagung yang digantungkan sampai kering. Jagung-jagung ini dihasilkan dari ladang-ladang yang mereka olah. Bertani merupakan profesi yang ditekuni warga Suku Atayal.
|
Tak hanya itu saja, di bagian samping rumah biasanya ada bangunan sederhana berbentuk rumah panggung. Ukurannya jauh lebih kecil dari rumah utama. Rupanya bangunan ini adalah kandang tempat Suku Atayal memelihara hewan ternak seperti ayam dan bebek.
Bentuk rumah panggung tersebut dimaksudkan agar ternak yang mereka pelihara tidak mudah dimangsa predator. Selain bercocok tanam, suku Atayal memang memelihara ternak kecil-kecilan.
|
Saya sempat mengintip sedikit ke area dalam rumah, sangat sederhana sekali dalamnya. Hanya ada beberapa alat dapur, serta dipan kayu yang kemungkinan difungsikan sebagai tempat tidur. Menurut Leo, isi rumah ini hanya ilustrasi saja tidak menggambarkan keseluruhan rumah tersebut.
"Sekarang sudah tidak ada lagi yang tinggal di rumah seperti ini. Rumah ini hanya replika. Mungkin masih ada, tapi sudah sangat sedikit dan letaknya di pelosok," ungkap Leo.
|
Terlepas dari masa lalunya yang gemar memenggal kepala manusia, Suku Atayal kini hidup berdampingan dengan masyarakat pendatang dari daratan China. Meski nasibnya sempat terpinggirkan, tapi kini Suku Atayal sudah bisa hidup dengan layak di wilayah cagar budaya khusus yang diperuntukkan bagi mereka.
Sebagai suku indigenous (asli) dari Taiwan, keberadaan Suku Atayal memang patut untuk dilestarikan. Kamu yang liburan akhir tahun ke Taiwan main saja ke beberapa cagar budaya dimana mereka tinggal. Tenang saja, mereka tidak akan memenggal kepala kamu kok. (wsw/wsw)
0 Response to "Penampakan Rumah Suku Pemburu Kepala Asli dari Taiwan"
Posting Komentar