10 Drums Cultural Village, begitulah nama destinasi wisata di Kota Tainan, Taiwan ini. 10 Drums Cultural Village menempati bekas pabrik gula yang sudah lama terbengkalai. Beberapa bangunan dibiarkan begitu saja seperti aslinya, sementara beberapa bagian yang lain telah direnovasi dan dipasang beberapa karya seni instalasi yang keren.
detikTravel berkunjung ke destinasi ini pertengahan Bulan November lalu atas undangan Badan Pariwisata Taiwan. Bersama dengan 200 agen tur dan travel dari Indonesia, kami diajak berkeliling destinasi ini sekaligus menyaksikan pertunjukan drum yang kabarnya menduduki peringkat 1 sebagai pertunjukan seni paling keren di Taiwan.
Rombongan kami sampai di destinasi ini menjelang siang sekitar Pukul 11.00 waktu setempat. Beberapa petugas berseragam sudah menyambut kami. Sayang, para petugas ini hanya bisa menjelaskan dengan menggunakan Bahasa Mandarin saja.
Alhasil, kurang lebih 99% dari penjelasannya tidak ada yang saya pahami. Beruntung ada pemandu kami yang bernama Olivia membantu menerjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Dari Olivia, saya bisa tahu sedikit soal asal muasal tempat ini.
|
Olivia mengungkapkan bahwa dulunya tempat ini merupakan pabrik gula yang usianya sudah sangat tua, mencapai ratusan tahun sejak dibangun pada 1901. Industri gula di Tainan sendiri sudah dimulai sejak abad ke-17, saat periode kolonial Jepang.
"10 Drums Cultural Village adalah usaha untuk melestarikan pabrik gula ini. Sekaligus mengenalkan kesenian drum yang jadi kebanggaan warga Tainan," ungkap Olivia.
Karena hari sudah siang, kami makan siang terlebih dahulu. Seusai makan siang, oleh para pemandu kami diajak untuk berkeliling kawasan ini. Pertama-tama, kami diajak untuk melihat ruang sembahyang atau Ten Drums Praying Hall.
|
Warga Tainan memang menempatkan drum sebagai komponen penting dalam tradisi dan peribadatan mereka. Ada 10 drum yang masing-masing merepresentasikan doa dan keinginan manusia. Ada drum untuk kedamaian, kekayaan, umur panjang, jodoh dan pernikahan, kesuburan, keberuntungan dalam menjalani ujian, hingga kesehatan.
Berdoa sembari memukul drum ini niscaya doa kita akan lebih cepat dikabulkan oleh sang maha pencipta. Tapi ada tata caranya sebelum mulai berdoa.
"Caranya adalah kamu berdiri di depan drum, kemudian memejamkan mata dan mulai berdoa sesuai dengan keinginanmu. Lalu pukul drumnya sebanyak 3 kali. Terus lakukan sampai 10 drumnya kamu pukul semua berurutan," jelas Olivia.
Saya pun melakukan sesuai dengan yang dianjurkan Olivia. Sekitar 15 menit saya habiskan untuk berdoa di depan drum-drum ini. Semoga saja doa saya cepat dikabulkan.
|
Selepas melihat 10 Drums Praying Hall, kami diajak ke sebuah bangunan yang rupanya adalah sebuah kelas untuk kita belajar bermain drum. Masing-masing orang diberi satu drum sendiri, lengkap dengan tongkat pemukulnya. Instrukturnya tentu saja pemandu berseragam yang sedari tadi menemani kami.
Rupanya memukul drum ini tidak semudah yang saya bayangkan. Ada ketukan pendek, ketukan panjang, serta ketukan-ketukan ritmis hasil kombinasi dari ketukan-ketukan dasar tadi. Ternyata hasil kombinasi ini akan menghasilkan bunyi drum yang rancak dan enak didengar.
Sekitar pukul 15.00 waktu setempat, kegiatan belajar drum ini kami akhiri. Kami langsung diajak untuk menuju ke ruang pertunjukan indoor karena pertunjukan 10 drums akan segera dimulai.
Sayang, ada peraturan yang melarang penonton untuk mengambil gambar selama pertunjukan berlangsung, sehingga saya sama sekali tidak bisa mengabadikan pertunjukan drum yang keren ini.
|
Padahal, pertunjukan 4 babak yang dipentaskan selama kurang lebih 1 jam ini, sungguh sangat layak untuk divideokan. Pertunjukan 10 Drums ini merupakan perpaduan audio, visual, dan teknologi yang begitu memukau.
Tidak salah kalau pertunjukan 10 Drums ini pernah masuk ke dalam nominasi Grammy Awards. Salah satu album yang mereka hasilkan pernah dinominasikan untuk kategori Best World Traditional Music.
Pertunjukan 10 Drums ini digelar 2 kali dalam sehari. Pertunjukan pertama dimulai sekitar pukul 10.30, dan pertunjukan kedua dimulai pada pukul 15.00 waktu setempat.
|
Sehabis menyaksikan pertunjukan drum yang keren ini, traveler bisa langsung menuju ke satu bangunan yang disulap menjadi toko souvenir dan oleh-oleh. Ada banyak benda yang bisa dibeli di sini, dari mulai kaos, gantungan kunci, mainan, hingga gelas dan miniatur drum. Saya sendiri membeli sebuah gelas bertuliskan 10 Drums seharga kurang lebih Rp 80 ribu.
Selain toko oleh-oleh, sebenarnya ada banyak lagi fasilitas di 10 Drums Cultural Village yang bisa dilihat traveler. Ada Forest Trail, Ecological Pond Walk, Secret Water Pond, hingga Drum Museum. Buat traveler berkeluarga, ada juga wahana permainan anak-anak, serta tur keliling pabrik gula dan melihat cerobong asap raksasa.
Berkunjung ke destinasi ini, traveler bisa belajar banyak bagaimana melestarikan kekayaan sejarah dan dipadukan dengan unsur budaya sehingga melahirkan pertunjukan seni yang bisa menarik wisatawan. Kamu yang liburan akhir tahun ke Taiwan, wajib mampir rasanya ke 10 Drums Cultural Village di Tainan, letaknya di Wenha Road Section 2, No 326, Tainan, Taiwan. (wsw/wsw)
0 Response to "Pertunjukan Drum Keren di Taiwan, Ini Tempatnya!"
Posting Komentar