Acara ini akan digelar pada Jumat (15/9/2017) hingga Selasa (19/9/2017). Berkonsep festival, acara ini akan digelar di keraton Cirebon.
"Even ini sangat penting, apalagi even ini bukan hanya skala nasional. Tapi sudah mencakup internasional. Kita tahu, bahwa Indonesia itu memiliki sejarah, perkembangan peradabannya itu dibuktikan dengan adanya keraton ini," katanya saat ditemui detikTravel, Kamis (14/9/2017).
Festival akbar bagi para raja se-nusantara itu dinilai Sultan Kasepuhan, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadingrat merupakan even yang sarat akan makna. Menurutnya, kekeratonan di Indonesia memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang. Bahkan bisa sebagai cikal bakal Indonesia saat ini.
|
Setiap kekeratonan atau kesultanan yang ada di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing. Namun, adanya FKN membuktikan bahwa kekeratonan yang ada di Indonesia menjadi salah satu penjaga kebudayaan dan kebinekaan.
"Walaupun memiliki pakaian adat, tradisi, bahasa, agama, dan lainnya yang berbeda-beda namun memiliki tujuan sama, yakni merawat Indonesia. Kesultanan yang ada di Bali, tentu mayoritas agamanya Hindu, dari Ambon tentu mayoritas Protestan, sedangkan Melayu mayoritas Islam, dan NTT itu mayoritas Katolik. Sangat beragam sekali," tegasnya.
Bisa dikatakan bahwa antusiasme para raja untuk hadir di FKN ke-XI sangat tinggi. Kota Cirebon pernah menjadi tuan rumah FKN pada tahun 1997, menjadi tuan rumah lagi untuk kedua kalinya. Pada FKN ke-XI ini sedikit berbeda dari sebelumnya, yakni sejumlah keratonan yang hadir akan menampilkan seni tradisional masing-masing.
Pagelaran seni tradisional itu akan ditampilkan di tiga venue, yakni Keraton Kanoman, Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kacirebon. "Gua Sunyaragi hanya pembukaan. Kalau untuk di tiga venue itu jadwalnya dari sore sampai malam, rata-rata satu venue itu tujuh keraton. Dan, acaranya itu sampai tiga hari untuk penampilan pagelaran seninya," pungkas dia. (msl/msl)
0 Response to "Para Sultan Berkumpul, Bukti Keraton Merawat Kebinekaan"
Posting Komentar