Di Kelurahan Tua Tunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang, terdapat sebuah sumur bersejarah bernama Perigi Pekasem. detikTravel berkunjung ke sana pada Kamis (26/10/2017).
Perigi sendiri artinya sumur, sementara Pekasem merupakan ikan fermentasi khas Bangka. Kawasan Perigi Pekasem diberi pagar putih, dengan plang yang menunjukkan bahwa objek ini sudah menjadi cagar budaya di depannya.
Memasuki pintu pagar, ada jalan setapak yang mengarah ke Perigi Pekasem di sisi kanan. Sumur ini tak terlalu besar dan dikelilingi pembatas besi berwarna hijau.
|
Melongok ke dalamnya, sumur tampak dangkal berisi timbunan dedaunan. Sumur kering tanpa terisi air.
Dari informasi yang dikumpulkan detikTravel, dahulu Perigi Pekasem menjadi tempat untuk membuang mayat orang-orang yang terbunuh Tentara Keamanan Rakyat (TKR), karena disangka menjadi mata-mata Belanda atau sekutu.
Ada pula yang cerita yang mengatakan kalau orang yang dicurigai sebagai mata-mata dimasukkan ke dalam sumur hidup-hidup. Dulunya Tua Tunu ini memang menjadi salah satu markas dari TKR.
Hingga kini sumurnya masih terawat dan menjadi destinasi wisata sejarah di Pangkalpinang. Nah di seberang Perigi Pekasem, terdapat Balai Adat Lembaga Adat Melayu Tuatunu.
|
Balai adat ini berupa rumah panggung yang biasanya digunakan masyarakat untuk berkumpul dan bermusyawarah. Namun siang itu kala detikTravel berkunjung balai tengah kosong, tak ada kegiatan berlangsung.
Tak jauh dari balai adat, terdapat makam Akek Bandang yang dikeramatkan. Traveler yang ingin berziarah bisa langsung datang.
Makam dari Akek Bandang ini juga sudah masuk sebagai cagar budaya. Menurut Ketua RT 6 Sarnubi dan Ketua RT 7 Kelurahan Tua Tunu Indah, Usman, yang turut menemani detikTravel berkunjung ke makam, Akek Bandang adalah orang yang disegani masyarakat sejak masa lampau.
|
"Beliau dituakan, disegani masyarakat pada waktu itu," ujar Usman.
Santri sekitar Pangkalpinang yang belajar di luar kota, jika pulang banyak yang ziarah kemari.
"Santri-santri dari desa sini kebanyakan. Banyak penduduk sini mondok di luar, kalau ke sini berziarah," kata Usman.
Area makam cukup luas. Dengan sebuah bangunan semi terbuka didirikan di sini untuk tempat peziarah singgah. Lantai keramik diberi alas tikar untuk peziarah duduk. Siapa saja boleh datang, tapi tentunya harus tetap menjaga kesopanan selama berziarah. (krn/wsw)
0 Response to "Kisah Sumur Pembuangan Mayat di Pangkalpinang"
Posting Komentar