Tiba di pagi buta, saya terkejut dengan suasana Kolkata India, yang sangat jauh dari kata sepi. Belum genap mencapai satu menit selalu ada saja bunyi klakson kendaraan terdengar berentetan. Padahal jalanan terasa sangat lengang, India benar-benar menyimpan banyak pertanyaan. Ini baru awal penyambutan perjalanan saya bersama detikTravel dan AirAsia.
Pagi seusai menunaikan waktu subuh, saya berjalan sebentar mengitari Hotel Lytton di mana kami singgah untuk 4 hari ke depan. Suasana dingin berkabut menyelimuti, sesekali kawanan burung gagak mengepakkan sayapnya untuk terbang ke sana kemari. Tujuh belas derajat celcius tertera dalam aplikasi penanda cuaca, pagi yang cukup menusuk tulang kalau cuma pakai kaos oblong. Pemandangan dan suasana yang 180 derajat berbeda dari tanah kelahiranku, Jogja.
Tepat pukul 09.00 waktu Kolkata, atau pukul 10.30 WIB, kami memulai petualangan hari pertama ke Pasar Bunga Mullik Ghat. Selama dua puluh menit perjalan dari hotel, saya sangat excited dengan jalanan Kolkota, seakan lensa kamera selalu terbuka mengabadikan suasana khas India.
Walau cuma memotret dari jendela bus mini, senyum saya selalu terkembang melihat taksi-taksi kuning, bus-bus klasik berstiker unik lalu lalang, bahkan orang-orang mandi di pinggir jalan.
Suasana semakin pecah, ketika kami berada di kawasan pasar bunga Mullik Ghat. Sepatu saya berlumur tanah, bau semerbak khas bunga-bunga bercampur satu dengan keringat. Riuh sekali terdengar percakapan para pedagang dan pembeli dalam petak-petak sempit.
Bisa-bisa kami tersesat kalau ketinggalan tour-guide kami yaitu Mister Kris. Kata Mister Kris, pasar ini merupakan pasar terbesar di Kolkata karena memasok bunga ke seluruh penjuru India.
Bunga yang hampir selalu dijumpai di sini adalah bunga Marigold. Bunga yang identik dengan warna oranye dan kuning ini diikat menjadi kalung sebagai simbol ucapan selamat datang untuk para traveler di India. So sweet ya!
Setelah berdesak-desakan dari pasar, kami berjalan kaki selama kurang lebih 3 menit untuk mencapai jembatan tersibuk di Kolkata yaitu Howrah Bridge. Meskipun jembatan tersebut dibangun pada tahun 1935 di era kolonial Inggris, hingga kini Howrah Brigde tetap kokoh menopang urat nadi penghubung orang-orang Kolkata di perairan sungai Hooghly.
Di tepi sungai Hooghly, tak jauh dari keramaian pasar Mullik Ghat dan Jembatan Howrah, kami dapat melihat langsung aktivitas keseharian penduduk Kolkata. Sungai Hooghly adalah anak sungai dari Sungai Gangga.
Sungai ini merupakan sumber kehidupan yang amat penting bagi warga India, karena mereka menggantungkan kebutuhan sehari-harinya dari sungai itu, mulai dari mandi, cuci pakaian, bahkan meminumnya.
Bagi umat beragama Hindu di India, sungai ini dianggap sungai paling suci. Saya takjub dengan berbagai keunikan yang terlihat dengan mata kepala sendiri. Saya pun menanti-nanti kunjungan ke destinasi wisata lainnya di Kolkata.
0 Response to "Pertama Kali ke Kolkata, Begini Rasanya"
Posting Komentar