Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia erat dengan keberadaan PETA (Pembela Tanah AIr) awalnya Pemerintah Pendudukan Jepang membentuk PETA sebagai tentara cadangan untuk melawan Tentara Sekutu yang mulai mendekati Indonesia di perang dunia ke II, pada akhirnya para alumnus PETA berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kita tentu mengenal tokoh-tokoh yang penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, dimulai dari Jenderal Sudirman, Jenderal (purn) Soeharto, Jenderal (Purn) Umar wirahadikusumah, Jenderal Anumerta Achmad Yani, Bapak Paskibraka, Brigjen (Purn) Latief Hendraningrat, serta pimpinan pemberontakan PETA di Blitar Shodancho Supriyadi serta tokoh-tokoh nasional adalah alumnus Pembela tanah air (PETA).Museum PETA tempat yang tepat untuk mempelajari PETA yang merupakan cikal bakal TNI (Tentara Nasional Indonesia). Museum PETA berada di Kota Hujan Bogor.
PETA dibentuk di tahun 1943 oleh pemerintah pendudukan Jepang dengan tujuan untuk melindungi Indonesia dari serbuan tentara sekutu dimasa perang Dunia II yang mulai bergerak mendekati Indonesia saat itu. Sedangkan pihak pergerakan kemerdekaan Indonesia mendukung pembentukkan tentara PETA karena mereka melihat saat Indonesia merdeka membutuhkan tentara yang pofesional terlatih untuk mempertahankan kemerdekaan dan keselamatan rakyatnya dan PETA mereka lihat sebagai sarana mencapai tujuan itu.
Pusat tempat pelatihan tentara PETA disebut Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyo Iku Tai (Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air) dan berdiri diatas bekas tangsi dan markas tentara KNIL (Koninklijik Nederlands Indische Leger). Pelatihan tentara PETA berlangsung selama 3-4 bulan, setelah lulus pelatihan mereka kembali ke daerahnya masing-masing.
Museum PETA dibangun atas prakarsa YAPETA (yayasan Pembela Tanah Air) yang dimulai tahun 1993 dan selesai di tahun 1995. Museum ini diresmikan oleh Bapak H.M.Soeharto, presiden ke 2 RI yang juga alumni PETA. Di depan museum terdapat patung Chudancho Supriyadi, di sebelah kiri berdiri dengan gagah dengan tangan mengepal keatas menandakan semangat dan patung Jenderal Besar Sudirman dengan seragam yang beliau kenakan semasa memimpin perang gerilya di tahun 1949.
Di Museum PETA kita bisa melihat relief yang menggambarkan perjalanan PETA dan peranannya dalam kemerdekaan Indonesia. Juga ada diorama tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia. Di dalam museum ada 2 ruangan, di sisi kiri dan kanan yang masing-masing diberi nama ruang Jenderal Sudirman dan Ruang Chudancho Supriyadi.
Di kedua ruangan tersebut, traveler bisa melihat diorama berisi pertemuan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, diorama pertempuran 10 November 1945, patung tentara PETA lengkap dengan seragam dan dan senjatanya. Juga ada foto-foto kegiatan tentara PETA di tahun 1940 an, diorama pemberontakan tentara PETA di Blitar 14 Februari 1945 yang dipimpin Chudancho supriyadi.
Traveler juga bisa menemukan daftar tentara PETA yang ikut serta dalam pemberontakan PETA di Blitar dan hukuman yang mereka terima, koleksi persenjataan peninggalan perang dari rampasan tentara Jepang maupun dari tentara sekutu baik senapan mesin, senapan panjang dan pistol yang dalam kondisi baik sebagian tersimpan di lemari kaca. Sedangkan sebagian lagi diletakkan di rak dan meja. Penataan yang teratur dan rapi memudahkan pengunjung dalam menikmati koleksi yang ada di sini.
Tepat di belakang Museum PETA ada Patung Jenderal Sudirman dengan seragam tentara PETA sementara di sebelah sisi kiri dan kanannya masing-masing meriam medan berada.
0 Response to "Yuk, Ketahui Cerita Para Pejuang di Museum PETA Bogor"
Posting Komentar