Kepiawaian Suku Bajo saat melaut tidak perlu diragukan lagi. Cara mereka menangkap ikan pun berbeda.
Bukan dengan jala tapi dengan rumpon. Rumpon merupakan tumpukan bambu yang diikat menjadi satu.
"Kenapa bambu? Karena tidak tenggelam," kata Derdi, tur guide Bajo Mola Bahari kepada detikTravel pekan lalu.
Foto: undefined
Rumpon yang berada di tengah laut (bonauli/detikTravel) |
"Rumpon jadi pengganti lumba-lumba. Karena ikan yang ada di bawah rumpon biasanya mengikuti lumba-lumba," jelas Derdi.
Di atas rumpon dibangun rumah sebagai tempat peristirahatan bagi para nelayan. Karena para nelayan akan melaut pada pukul 17.00 WITA, sehingga mereka menginap di laut.
Saat malam tiba, nelayan yang berada di atas rumpon akan menyalakan lampu minyak. Ikan-ikan akan datang berkumpul di bawah rumpon karena tertarik dengan cahaya lampu.
Setelah ikan berkumpul, nelayan Bajo akan memancing dengan menggunakan ririnta'. Ririnta' merukapan bahasa Bajo yang artinya alat pancing.
Ririnta' bukan hanya menangkap satu ikan. Alat tersebut bisa memancing 10 ikan sekaligus. Hal ini dikarenakan mata pancingnya yang bercabang. Ikan ini juga tidak mengenal musim, jadi selalu ada sepanjang tahun.
"Nantinya ikan-ikan ini akan dijual kepada nelayan tuna sebagai umpan," tutup Derdi. (bnl/bnl)
0 Response to "Ini Alat Tradisional Suku Bajo Untuk Tangkap Ikan"
Posting Komentar