Masjid itu bernama Masjid Jamik yang terletak di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Letkol Iskandar. detikTravel berkesempatan salat di sana, Jumat (18/11/2016).
Saat itu menjelang salat Jumat, tapi saya sengaja datang lebih awal. Saya ingin menikmati dulu arsitektur masjid ini sebelum panggilan adzan.
Dalam catatan sejarah, masjid ini dibangun tahun 1938 ketika Soekarno diasingkan ke Bengkulu. Soekarno tidak membangunnya dari nol, melainkan merancang ulang surau tua peninggalan Sentot Alibasyah, panglima perang Pangeran Diponegoro yang dulu juga dibuang ke Bengkulu.
Di tangan Soekarno, jadilah sebuah masjid yang memadukan berbagai gaya arsitektur sekaligus. Itulah yang saya lihat ketika memasuki pelataran masjid.
|
Aha, ini dia sentuhan art deco dari Soekarno. Hal ini membuat masjid ini punya elemen serupa dengan bangunan art deco semacam gedung Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Di ruang salat utama, tampak mimbar khutbah yang tinggi, khas masjid yang klasik. Ada juga kaligrafi di dalam interior masjid yang tampak baru. Nah, Soekarno yang kita tahu punya selera seni yang tinggi, juga memberikan sentuhan lain.
|
Kepiawaian Soekarno berpolitik kita semua sudah tahu. Namun kepiawaian Soekarno merancang bangunan, itu adalah kesempatan langka yang cuma bisa kita rasakan kalau liburan ke Bengkulu.
|
(rdy/rdy)
0 Response to "Presiden Soekarno Memang Insinyur Pintar, Masjid Ini Adalah Buktinya"
Posting Komentar