Siapkah Indonesia Kebanjiran Turis China?

Jakarta - Kementerian Pariwisata gencar mendatangkan turis China, karena akan menghasilkan devisa berlimpah. Tapi orang Indonesianya sendiri, sudah siap belum?

Dalam acara Vietnam Tourism Roadshow di Redtop Hotel, Jakarta Pusat, Senin (5/12/2016) kemarin awak media menemui Tedjo Iskandar. Dia seorang tokoh pariwisata Indonesia yang malang melintang di dunia travel agent, sekaligus pendiri TTC (Tourism Training Centre).

Dengan pengalamannya yang sudah melancong ke berbagai negeri dan jadi pemandu wisata, Tedjo mengenal beberapa tabiat turis-turis dari berbagai negara yang pernah dipandunya saat jalan-jalan ke Indonesia. Apa tanggapannya soal turis China?

"Pertama begini, China itu adalah negara penghasil turis terbanyak. Kelas menengah di China bertambah, sehingga mereka suka berwisata ke negara lain," tuturnya.

Tedjo Iskandar (dok Facebook)Tedjo Iskandar (dok Facebook)

Kunjungan turis China ke Indonesia pun terus meningkat. Data dari Kementerian Pariwisata menunjukan, akhir tahun 2015 rangking kunjungan turis China ke Indonesia nomor 3 mengalahkan Australia. Akhir tahun 2016 ini target kunjungan turis China ke Indonesia sebanyak 2 juta dan di 2019 sebanyak 10 juta.

Mengapa harus mendatangkan banyak turis China ke Indonesia? Sebanyak 100 juta penduduk Negeri Tirai Bambu tersebut melakukan perjalanan liburan ke luar negeri dalam satu tahun. Angka yang cukup besar, apalagi turis Tiongkok kerap menghabiskan banyak uang selama traveling. Kisaran uangnya sebanyak USD 1.000 atau setara Rp 13,2 juta.

Kembali ke Tedjo, pria nyentrik ini menjelaskan bahwa kunjungan turis China dalam angka yang besar akan membuat culture shock. Tak disangkal, kelakuan turis China sendiri bikin resah dan geram.

"Lihat deh banyak di berita-berita kalau turis China itu jorok dan lain-lain. Itu akan jadi culture shock dan kita mau nggak mau harus siap," tegasnya.

Soal destinasi wisata, Tedjo sudah mengakui kalau tempat-tempat wisata di Indonesia beragam dan sangat menarik. Fasilitas sedang dibenahi, serta terakhir yang paling penting adalah hospitalitiy alias keramahtamahan dan sumber daya manusia di bidang pariwisata yang masih kurang.

"Hospitality kita masih kurang, sumber daya manusianya juga belum siap. Okelah Jakarta misalnya sudah bagus, tapi daerah lain juga harus diperhatikan jangan Jakarta saja yang hospitality-nya bagus," pungkasnya.

(aff/aff)

0 Response to "Siapkah Indonesia Kebanjiran Turis China?"

Posting Komentar