Galakkan Pariwisata Hijau, Kemenpar Teken MoU dengan Banyak Pihak

Jakarta - Kemenpar mulai menggalakkan pariwisata hijau yang berkelanjutan. Untuk itu, mereka meneken MoU dengan Kepala Daerah se-Bali, serta universitas.

Sustainable Tourism, atau pariwisata yang berkelanjutan adalah tren yang populer belakangan ini. Mengingat sudah banyak efek buruk dari Global Warming ataupun pencemaran lingkungan yang berdampak pada dunia pariwisata secara global.

Menghadapi keniscayaan ini, Kemenpar langsung bergerak cepat dengan melakukan MoU dengan kepala-kepala daerah, agar wilayah mereka melakukan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Komitmen ini diperlukan guna menjamin kemajuan dunia pariwisata Indonesia sesuai dengan standar dari UNWTO.

Bertempat di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Jakarta, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman mengatakan MoU ini dilakukan guna meningkatkan kualitas dan jumlah kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.

"Dalam Sustainable Tourism Development, sesuai standar UNWTO harus ada peningkatan produk, peningkatan kualitas layanan dan kualitas pengelolaan destinasi wisata. Konkretnya bagaimana menjaga lingkungan dengan baik dari sampah, mengolah limbah, sampai recycle atau daur ulang," kata Dadang kepada wartawan, Selasa (22/11/2016) malam.

Untuk implementasi hal itu, Kemenpar pun menandatangani MoU dengan Pemkot/Pemkab se-Provinsi Bali mulai dari Badung hingga Klungkung, plus Kabupaten Samosir. Mereka semua berkomitmen melakukan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan sesuai dengan standar UNWTO.

Sementara itu, sebagai lembaga yang memonitor dan mengawasi implementasi proses ini, dibuatlah STO atau Sustainable Tourism Observatory. Untuk ini, Kemenpar menandatangani MoU dengan Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Udayana di Bali, sebagai STO di masing-masing daerah.

"Nah, untuk monitornya melalui konsep STO. Kita kerjasama dengan USU untuk Toba Samosir dan Universitas Udayana di Bali. Biar mereka yang jadi observernya," ujar Dadang.

Dadang percaya MoU ini untuk menjawab kekhawatiran para pemerhati lingkungan, bahwa selama ini pembangunan pariwisata dianggap tidak memperhatikan aspek lingkungan. Padahal demi pariwisata yang berkelanjutan, aspek lingkungan justru jadi aspek paling penting yang mesti diperhatikan.

"Ini menjawab concern dari para pemerhati lingkungan. Kami punya keyakinan, semakin alam dilestarikan maka alam akan makin menyejahterakan," tutup Dadang. (bnl/bnl)

0 Response to "Galakkan Pariwisata Hijau, Kemenpar Teken MoU dengan Banyak Pihak"

Posting Komentar