Serasa Balik ke Masa Lalu di Kuba: Banyak Bangunan Tua & Mobil Antik

Havana - Kuba dikenal sebagai negara yang cukup tertutup. Liburan ke Kuba, kamu serasa balik ke masa lalu lewat aneka bangunan tua dan mobil antik yang banyak di sana.

Bukan karena ada pawai, saat mobil-mobil era tahun 1950-an lalu lalang di jalanan Havana, Kuba. Bukan pula karena direkayasa sehingga seluruh gedung di negara yang berada di kepulauan Karibia itu berarsitektur tahun 1900-an. Tapi memang begitulah Havana. Eksotik! Bagai kembali ke masa lalu.

Havana merupakan kota pantai. Hanya saja tak berpasir, melainkan penuh karang. Karena itu, pinggiran pantai diberi tembok sebagai penanda sekaligus pembatas laut dan jalan raya.

Cita rasa tua sudah terlihat di Bandara Jose Marti, Havana, saat detikTravel berkunjung pekan lalu. Kondisi satu-satunya bandara internasional di Havana itu tampak ala kadarnya. Bangunannya sederhana. Minim penerangan dan fasilitas. Jangan berharap mendapat sinyal Wi-Fi, karena memang sama sekali tidak ada.

Di luar bandara, mobil-mobil tahun 1950-an mendominasi di parkiran yang tak teratur. Warnanya ramai. Merah muda, hijau, biru laut, dan lain-lain. Jangan berpikir itu milik orang super kaya. Mobil tersebut taksi! Ada yang dipasang tulisan taksi, ada yang tidak. Tapi intinya mobil antik itu bisa disewa oleh wisatawan.

Aneka mobil antik tahun 1950-an di Havana, Kuba (Triono/detikTravel)Foto: Aneka mobil antik tahun 1950-an di Havana, Kuba (Triono/detikTravel)

Dari bandara ke dalam kota, mobil-mobil antik kian banyak bersliweran. Lajunya kencang, sepertinya mobil baru. Fiat, Ford, Cadillac, Peugeot, dan merek-merek lain. Sebagian terbuka atapnya. Kalau tidak, minimal kaca mobil terbuka. Udara masih segar, jadi tak khawatir polusi.

Suhu juga bersahabat bagi banyak orang. Apalagi untuk orang Indonesia. Maklum Kuba termasuk negara tropis. Dalam kondisi normal, suhu tertinggi 36 celcius dan terendah 15 celcius.

Meski menjadi ibu kota negara, lalu lintas Havana tak padat. Bahkan bisa dibilang sepi. Jalanan bagus, nyaris tak ada lubang. Kanan-kiri jalan berdiri bangunan-bangunan tua. Saking tuanya sampai-sampai ada yang seolah hendak roboh. Cat mengelupas, tembok cuil di sana-sini.

Sepanjang pantai, selain bangunan juga banyak monumen dan patung. Arsitektur bangunan mirip gedung di Kota Tua Jakarta atau kota-kota besar di Indonesia. Bedanya di Havana, kawasan tua tak hanya satu kompleks, melainkan semuanya! Bedanya lagi, bangunan tua di Havana dihuni, sedangkan di Indonesia sebagian besar sudah kosong ditinggal penghuni.

Dengan menyewa taksi mobil antik, turis bisa berkeliling kota selama satu jam. Harga sewanya berkisar 40-50 Peso Kuba atau setara dengan Rp 500 ribu. Rutenya bebas, terserah si penyewa.

Mobil antik ini bisa disewa lho traveler (Triono/detikTravel)Foto: Mobil antik ini bisa disewa lho traveler (Triono/detikTravel)

Bagaimana pemilik taksi merawat mobil tuanya? Dari mana mereka mendapat onderdil? Pertanyaan terpenting, benarkah itu mobil era 1950-an?

Wakil Ketua Parlemen Kuba, Ana Maria, saat menemui Wakil Ketua DPR, Fadli Zon dan 3 anggota DPR, Daryatmo Mardiyanto (PDIP), Ahmad Zacky Siradj (Golkar), dan Muhammad Syafii (Gerindra) yang berkunjung selama 5 hari di Havana mengatakan, sebagian besar mobil tersebut memang tua. Bodinya benar-benar mobil era 1950-an.

"Tapi sebagian mesinnya sudah diganti," kata Ana. Ternyata ini jawaban kenapa mobil antik tersebut bisa melaju kencang bak kendaraan balap.

Jangan berharap fasilitas memadai di Havana sebagaimana tempat wisata lain. Sebab Havana memang 'istimewa'. Hotel tidak melimpah. Hanya ada beberapa. Itupun hotel tua. Selain itu, jangankan mal, minimarket atau toko kelontong saja sangat minim.

Sejak rezim berganti dari Batista ke Fidel Castro melalui revolusi pada tahun 1959, Kuba menganut sistem sosialis-komunis dan cenderung tertutup terhadap dunia luar. Kehidupan rakyat dicukupi dan dikontrol pemerintah. Tak ada investasi atau keterlibatan swasta.

Naik mobil antik keliling Kota Havana, Kuba (Triono/detikTravel)Foto: Naik mobil antik keliling Kota Havana, Kuba (Triono/detikTravel)

Namun beberapa tahun terakhir, Kuba mulai membuka diri meski dalam skala yang sangat terbatas. Turis dari Asia dan Eropa perlahan berdatangan. Turis AS juga ada, tapi mereka diharuskan masuk melalui negara ketiga alias tak langsung ke Kuba untuk menghindari sanksi dari negaranya.

Untuk apa turis datang ke negara dengan fasilitas minim? Mengapa mereka rela berkunjung ke negeri yang serba terbatas? Jawaban tiap orang mungkin berbeda. Bisa jadi, mereka hanya ingin masuk ke lorong waktu: naik mobil antik dan berkeliling kota melepas pandang ke bangunan-bangunan tua serasa berada di era 1950-an. (wsw/wsw)

Related Posts :

0 Response to "Serasa Balik ke Masa Lalu di Kuba: Banyak Bangunan Tua & Mobil Antik"

Posting Komentar