Main Ski di China, Seperti Apa Rasanya?

detikTravel Community -

Traveler yang menyukai kegiatan baru sedikit menantang tapi asyik boleh coba main ski. Tidak harus di Eropa, di China juga bisa dilakukan dengan biaya yang terjangkau.

Traveler yang menyukai kegiatan baru sedikit menantang tapi asyik boleh coba main ski. Tidak harus di Eropa, di China juga bisa dilakukan dan biayanya pun jauh lebih murah. Olahraga ski identic dengan salju karena cuma bisa dilakukan di atas salju dan lereng pegunungan. Dan salju hanya terjadi pada musim dingin. China merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki 4 musim. Saat musim dingin tiba , di beberapa wilayahnya dihujani salju. Memiliki lanskap indah dengan bentuk pegunungan unik serta mengoleksi banyak situs warisan dunia UNESCO, buat saya mendarat ke China.

Sengaja pilih winter dengan harapan ketemu salju. Dan ketemunya di atas gunung. Di tengah kota-kota yang saya singgahi hampir tidak terjadi terlalu kering. Atau mungkin belum tiba saatnya. Memasuki hari terakhir di China,sedih rasanya petualangan 18 hari akan segera berakhir. Tapi senang hampir semua keinginan tercapai. Tapi sepertinya masih ada yang belum kesampaian. Main ski di China! Ini impian terbesar dalam trip ini. Tidak boleh dilewatkan,harus terwujud. Kebetulan posisi saya di Beijing dan beruntung ada beberapa ski resort di sekitar Beijing. Segera saya mencari yang terdekat dan yang bisa dicapai dengan transportasi umum. Jundushan Ski resort menjadi pilihan.

Terletak di kaki Gunung Jundu di distrik Changping sekitar 30 KM dari pusat kota Beijing. Jam 9 pagi saya sudah berada di stasiun subway Anlilu untuk pergi ke stasiun subway Beishaowa. Perjalanan kali ini lumayan panjang dengan ganti subway 3 kali total jarak 35 KM menempuh waktu 1 jam-an,harga tiketnya 7 Yuan. Yang berbeda, stasiun subway Beishaowa berada di line Changping,dimana linenya tidak berada di bawah tanah melainkan di jalur atas sehingga kita bisa meilhat pemandangan di luar,jadinya tidak bosan,malah indah. Sesampainya di Beishaowa segera saya keluar untuk mencari halte bus. Beberapa orang menghampiri dan menawarkan taxi ke ski resort, bagaimana mereka tahu. Mungkin saya terlihat asing dan sepertinya orang asing yang berada di area ini pasti akan ke ski resort. Tapi saya tolak karena tarifnya terlalu mahal, sedangkan ongkos bus  saja cuma 5 Yuan. Tapi kalau pergi setidaknya berempat,mending naik taxi saja, karena bisa ditawar di sekitar 25 Yuan. Dan taxi bisa berhenti pas di depan ski resort, kalau bus tidak. Bus no 21 yang saya tunggu datang juga. Dalam 30 menit saya diturunkan di Cuicun Research Center Station.

Terdapat petunjuk tanda panah menuju ski resort di pinggir jalan. Saya berjalan mengikutinya. Tampak saya sendiri di jalan ini,sepertinya tidak akan terlalu ramai di ski resort. Setelah berjalan selama 20 menit kelihatan juga pemandangan lereng bersalju dari ski resort. Saya pun mempercepat langkah sudah tidak sabar untuk segera sampai. Tiket masuk ke ski resort tarifnya 20 Yuan. Setelah masuk boleh ngapain saja,tidak harus main ski atau snowboarding. Boleh saja mainan salju atau sekedar lihat-lihat. Karena akan main ski saya langsung menuju ke loket penjualan tiket ski. Tiket ski dibedakan berdasarkan durasi dan hari. Minimal main 2 jam,di hari biasa tarifnya 120 Yuan kalau weekend 180 Yuan. Saya pilih yang 4 jam supaya puas mainnya dan tarifnya jatuhnya lebih murah dari yang cuma 2 jam. Yakni 160 Yuan di hari biasa dan 240 Yuan di weekend. Untung hari ini jumat. Jadi lebih hemat. Tiket ski ini sudah termasuk perlengkapan ski seperti papan,sepatu dan stick ski dan juga arena ski beserta cable car. Bila bawa perlengkapan sendiri tarifnya lebih murah lagi, 130 Yuan untuk 4 jam dan 150 Yuan untuk full day di hari biasa. Dan tarif tersebut sudah termasuk tiket masuk ski resort. Sedangkan untuk pakaian ski, helm,locker di kenakan biaya tambahan di luar dari tiket ski. Yang saya perlukan cuma locker untuk menyimpan sepatu dan tas. Untuk sewa locker tarifnya 20 Yuan. Oya ada lagi deposit 100 Yuan yang harus dibayar dan akan dikembalikan setelah perlengkapan ski kembali. Setelah mendapat perlengkapan ski saya pun melangkah ke area locker. Di area locker seorang cewek China ramah mendekat dan bertanya apa saya sendirian. Dia tidak main ski karena sedang hamil, dia menyarankan agar saya bergabung dengan suami serta adiknya. Serta merta saya iyakan. Mungkin saya adalah orang paling beruntung di dunia, solo traveler tapi tidak pernah sendiri, selalu ada teman yang menghampiri. Mungkin suatu kebetulan yang pasti kebetulan yang indah karena tiket mereka berdurasi 4 jam juga. Jadilah kita bermain ski  bersama. Jundushan Ski Resort dibangun berdasarkan standard ski resort internasional mencakup area seluas 15 hektar yang mampu menampung 6000 pemain di setiap harinya dengan 3 arena ski : beginner, secondary dan advanced. Tersedia juga instruktur ski dengan biaya yang telah ditentukan. Ini bukan yang pertama kalinya bagi saya.

Mereka mengajak saya ke arena secondary. Saya pun mengikuti meski sedikit was-was. Karena lerengnya lebih curam dengan turunan lebih panjang dari arena beginner. Saya meluncur dengan cepat teramat cepat,tidak bisa mengontrol kecepatan,papan ini seperti tidak bisa berhenti dan yang tidak bisa dihindari,saya menabrak orang. Kami berdua terjatuh. Seorang penjaga ski seperti life guard di pantai membantu saya untuk bangun. Untungnya orang yang saya tabrak tidak marah, katanya hal ini biasa terjadi. Karena masih di tengah-tengah saya pun lanjut menuruni lereng,saya mencoba untuk tetap tenang tapi lama kelamaan papan ini meluncur semakin cepat dan saya kehilangan kendali mungkin seperti rem blong. Saya pun terjatuh lagi. Teman-teman saya juga tampak berjatuhan akhirnya kami putuskan untuk ke arena beginner dulu supaya terbiasa. Di arena beginner saya bisa meluncur dengan aman dan bisa mengontrol papan dengan mudah. Meski mereka bilang saya seperti pohon meluncur. Bolak-balik kami menuruni lereng dengan sukses tanpa jatuh. Setelah 2 jam mereka mengajak saya ke café untuk minum dan istirahat sebentar. Setengah jam berlalu kami pun kembali ke arena. Kali ini kami sudah merasa nyaman untuk beraksi di arena secondary. Saya meluncur pelan dan tenang.

Saya bisa nge-rem papan dengan mudah,santai tapi pasti meluncur ke bawah dengan sukses. Bolak-balik kami menuruni lereng dengan asyiknya. Hingga tak terasa waktu sudah mulai habis. Kami pun bergegas kembali masuk ke dalam gedung untuk mengembalikan perlengkapan. Karena hitungan waktunya tepat, kelebihan 1-15 menit akan di charge 1-15 Yuan. Lewat dari 15 menit  akan di charge 1 jam. Mereka memesan taxi online untuk kembali ke kota dan mengajak saya untuk ikut bersama dan akan menurunkan saya di stasiun subway terdekat. Menyenangkan sekali,setelah jatuh bangun di arena ski rasanya kaki ini memang tidak nyaman lagi untuk berjalan jauh. Di tengah jalan mereka mengundang saya untuk makan malam bersama di sebuah restaurant di dalam mall. Mall nya bagus banget,restaurannya juga. Makanannya apalagi. Makanan termewah dan terenak yang pernah saya dapatkan selama berada di China. Tidak tahu namanya apa, tapi udang,ceker ayam,kentang dibumbui rempah-rempah dengan kuah kental. Aroma jahenya terasa sekali. Yummy banget. Hari terakhir di China terasa sangat indah,seperti orang menang lotere. Saya berhasil mewujudkan impian saya dengan mudah dan hadiahnya mendapat teman-teman baru yang super nice.

0 Response to "Main Ski di China, Seperti Apa Rasanya?"

Posting Komentar