Belum lama ini soal traveler yang merasa seperti diperas ketika memotret di Stone Garden, alias Geopark Pasir Pawon di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat ramai di medsos. Traveler itu diminta untuk membayar Rp 300 ribu, padahal mereka datang untuk foto-foto biasa bukan prewedding.
Untuk berfoto di suatu objek wisata memang ada yang gratis namun terkadang ada yang berbayar. Tapi jika harganya terlalu mahal dan tidak diikuti fasilitas memadai bukan tidak mungkin traveler berpikir dua kali untuk datang ke sana.
Sudah bayar di depan untuk tiket masuk, namun kemudian harus membayar lagi untuk foto misalnya, terkadang membuat traveler malas untuk datang lagi. Konsep membayar lebih dari sekali di satu objek wisata yang sama kesannya tidak praktis dan membutuhkan bujet liburan yang lebih besar.
BACA JUGA: Stone Garden, Tempat Wisata yang Belum Dilirik Pemerintah Bandung Barat
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Prof Azril Azahari PhD dalam obrolan dengan detikTravel, Jumat (21/10/2016) mengatakan bahwa pengelola objek wisata bisa mencoba menerapkan satu tiket untuk semua.
"Yang baik adalah bayar sekali saja, di dalam mau apa saja nggak ada masalah, nggak perlu bayar lagi," ujar Azril.
Artinya, traveler hanya perlu membayar sekali saya retribusi saat akan masuk ke Stone Garden. Disebutkan seja awal setelah membayar tiket, aktivitas dan fasilitas apa saja yang bisa didapat traveler. Kalau ingin berfoto misalnya tak perlu bayar lagi, karena semua pembayaran telah selesai di depan.
"Foto, parkir tak perlu bayar lagi. Lagipula prewedding rasanya tidak etis dipungut biaya karena bukan untuk komersial. Itu kan di taman ya, kalau di pantai misalnya apa perlu bayar juga?," tuturnya.
Konsep membayar sekali saja ini rasanya dianggap lebih murah dan praktis oleh wisatawan. Daripada harus membayar berkali-kali dengan harga yang menguras kantong. Bukan tidak mungkin traveler akan kembali lagi berkunjung kalau biayanya dirasa tidak memberatkan.
"Jadi puas, nggak kapok orang-orang akan kembali (berkunjung-red) lagi," kata Azril.
Dengan begitu pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) bisa semaki meningkat. Azril menambahkan bahwa wisnus ini harusnya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Setelah mendapat pengalaman menyenangkan dalam kunjungan ke berbagai objek wisata saat liburan, kemudian kembali ke kantor, produktivitas kerja bisa meningkat.
"Saya belum menghitung angka pastinya. Tapi kalau wisnus kita manjakan, dia akan lebih produktif saat kembali bekerja. Produktivitas kerja bisa lebih tinggi untuk membangun daerah," ucap Azril. (krn/aff)
0 Response to "Biar Wisatawan Nggak Kapok ke Stone Garden, Ini yang harus Dilakukan"
Posting Komentar