Jember dikenal akan acara karnaval batiknya yang mempesona. Tapi selain itu, Jember juga punya Pantai Papuma yang indah.
Liburan? Travelling? Pantai? Mendadak ide gila itu terlintas di pikiran. Mencoba mengajak teman, tapi tenyata pada gak bisa. Oke, kembali beraktifitas di luar meja kerja itu pasti sangat menyenangkan.
Mendadak lebih baik dari pada rencana tapi malah gak terwujud. Itu sama sekali tidak menyenangkan. Tapi kali ini, dengan kondisi serba dadakan malah bisa terlewati.
Papuma, sebuah pantai yang berada di Ambulu, Jember. Tidak begitu jauh dari Surabaya. Bisa ditempuh berkisar empat jam dengan bus Damri dari Teminal Bungurasih, Surabaya.
Setelah segala sesuatu alat tempur selesai dipersiapkan, tepat jam sepuluh berangkat dari kontrakan di Gresik. Kurang lebih satu jam perjalanan sampai ke Bungurasih, sedikit celingak celinguk mencari bus jurusan Ambulu.
Sempat bertanya ke beberapa calon penumpang bus ekonomi, tapi ternyata si calon penumpang bukan bertujuan ke Ambulu. Hampir setengah jam menunggu bus ekonomi jurusan Ambulu yang tak kunjung datang.
Melihat Damri jurusan Jember, membuat saya bergegas mendekati dan bertanya pada petugas Damri. Ternyata bus jurusan Ambulu sudah tidak ada lagi, tepat pada jam setengah dua belas tadi malam. Akhirnya tanpa mikir panjang langsung saja menaiki bus tersebut.
Suasana yang hiruk piruk, karena memang bus ekonomi tentunya sempit. Asap rokok, plus tangisan anak kecil. Namun saya lebih baik berdamai dengan keadaan. Toh tidak ada gunanya mengeluh keadaan di dalam bus yang memang cukup lama saya tunggu.
Detik demi detik, ketika kantuk tak tertahankan, mata pun terpejam. Bosan memejamkan mata, kembali terbangun dan mencermati sekitar. Saya memang suka perjalanan, karena setiap perjalanan yang selalu saya lewati ada saja hal baru menarik untuk diceritakan dan tentunya dituangkan dalam sebuah tulisan.
Kerap sekali saya terbangun dan berusaha bersahabat dengan keadaan di dalam bus. Orang-orang di sekitar selalu saja silih berganti. Tak tahu kapan mereka naik dan bahkan kapan mereka turun.
Terbangun dengan riuhnya para penumpang di dalam bus. Tersadar, ternyata sudah sampai di Jember. Ketika melewati Alun-alun Jember. Langsung disambut dengan masjid yang besar di tengah kota Jember.
Serasa angin menyapa di shubuh, sayup-sayup suara adzan shubuh pun terdengar. Saya bertanya kepada kenek bus, dan ternyata saya pun turun tak jauh dari masjid. Berjalan sambil melihat sekitar alun-alun, dan lampu-lampu jalan yang memang masih terang benderang.
Perjalananlah yang membuat saya banyak belajar kehidupan. Bersyukur dengan apa yang ada, bahwa jauh di luar sana masih banyak yang tak seberuntung kehidupan ini.
Bergegas, berwudhu ditempat wudhu akhwat, sambil menikmati gemercik air yang menghilangkan rasa kantuk dan melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Hikmat sekali rasanya. Lebih hikmat lagi, suara merdu imam shalat jamaah yang membuat hati teduh.
Matahari mulai menampakkan wujudnya, menyinari bumi, lambat laun panasnya mulai memanasi bumi. Namun, suasana Jember yang memang menyenangkan saat pertama kali saya menghirup udara di Jember.
Saya pun beranjak dari masjid, menulusuri pinggir jalanan alun-alun, hingga saya melihat becak. Saya memanggil bapak yang sedang mengkayuh becak. Saya hanya ingin ke tempat pemberhentian angkot atau line.
Line pun melintas dihadapan saya. Langsung nego sama si bapak sopir. Sesuai kesepakatan, saya hanya sampai di perempatan menuju Papuma. Merhatiin sepanjang jalan, yang kotanya gak riweh, adem, dan sepertinya masih ada bangunan tua.
Sampai juga di perempatan menuju Ajung. Setelah bertanya dengan warga sekitar, tukang ojek, lebih baik langsung ke Papuma. Karena dari Ajung juga belum ada angkot dalam keadaan masih pagi sekali.
Akhirnya keputusan jatuh pada, naek ojek. Sepertinya lebih sangat memungkinkan, selain lebih murah. Karena akan sangat mahal kalau naik taksi. Namanya juga backpacker, segala sesuatu harus super duper hemat. Sebisa mungkin harus muriah meriah tapi menyenangkan dan tetap enjoy selama diperjalanan.
Kali ini shock dengan cuaca yang adem. Aysik banget, masih berkabut tebal. Suasana ini akan sangat susah ditemukan di gresik yang memang panas.
Masih takjub dengan suasana teduh di jember, ditambah lagi melewati hujan jati yang memang rindang, perkebunan sayuran warga sekitar, hingga akhirnya aroma pantai pun terasa.
Sebelum sampai ke Papuma, pastinya akan melewati pantai lain, dan keindahannya juga lumayan.
Berhenti sejenak untuk membayar pajak masuk pantai. Hanya bayar tujuh ribu rupiah.
Dari gerbang pembayaran, akan sangat menanjak hingga sampai pantai.
Jalannya memang mengharuskan ekstra hati-hati dengan tingkat tinggi. Selain jalannya yang sangat menanjak, juga tikungan tajam yang sebelah kiti jalan langsung menjorok jurang, ini nih sensasinya.
Semakin dekat, semakin tercium aroma laut. Anginnya yang sejuk, disambut sang mentari yang lambat laun terang dan sang mentari semakin tinggi. Hiruk pikuk Papuma saya jumpai di pagi itu.
Para nelayan yang mungkin saja baru pulang langsung menjajahkan hasil nelayan ke para pembeli. Karena memang sekitar Papuma banyak sekali warung, suasana yang jarang ditemukan.
Matahari pelan-pelan semakin menyengat dan saya masih saja sibuk dengan dunia saya sendiri. Motret! Dunia yang begitu membawa saya terlarut, fotografi yang semakin membuat saya selalu ingin berpetualang. Sambil berpetualang dan menangkapnya, merekamnya dengan kamera yang hasilnya di sebuah foto.
Laut Papuma yang memang masih sangat asri. Warnanya indah sekali, bau lautnya begitu khas, ditambah lagi dengan karang-karang yang masih kokoh. Suka sekali suasananya.
Semakin menyengat sang mentari, semakin banyak pengunjung dan semakin ramai.
Mengabadikan moment, menelusuri bibir pantai dan tak lupa untuk narsis. Jam dua siang, saya pun beranjak pulang ke Gresik. Sayang sekali hujan pun dengan derasnya, sejenak menunggu hujan reda dan semakin indah langit di Jember yang memang tidak dinodai oleh aktifitas sekitar.
Saya suka sekali. Tak lupa membeli sekedar oleh-oleh dan langsung pulang dengan bus jurusan Jember-Surabaya. Liburan singkat dan mendadak. Momen yang indah dengan segala keindahan alam.
0 Response to "Yang Cantik di Jember, Pantai Papuma"
Posting Komentar